"Ijen Summer Jazz" Sukses Promosikan Banyuwangi

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 02 Agustus 2016 | 13:15 WIB
"Ijen Summer Jazz" Sukses Promosikan Banyuwangi
Ijen Summer Jazz 2016.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, semakin pintar mengangkat popularitas pariwisata di daerahnya. Sebelum Banyuwangi Beach Jazz Festival digelar, pada 13 Agustus 2016, daerah berjuluk “Sunrise of Java” itu sudah menampilkan Ijen Summer Jazz, Sabtu (30/7/2016).

Ijen Summer Jazz 2016 sukses menampilkan keindahan Gunung Ijen, bersama dengan hiburan artis Syaharani & Queenfireworks (ESQI:EF) dan Nita Aartsen, di Jiwa Jawa Resort, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Dengan latar pemandangan volkano Ijen yang menawan, pengunjung menikmati musik jazz. Ini merupakan even pemanasan sebelum “Banyuwangi Beach Jazz Festival”, yang akan berlangsung 13 Agustus 2016.

“Alhamdulillah, acaranya sukses. Kegiatan ini di-support pihak swasta dan dimasukkan ke dalam Banyuwangi Festival. Konsep privat jazz, yang ditonton 300 orang, dengan keindahan lereng Gunung Ijen ternyata banyak disuka. Ini merupakan ajang pemanasan sebelum Banyuwangi Beach Jazz Festival 2016,” terang Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Banyuwangi, MY Bramuda, Banyuwangi, Minggu (31/7/2016).

Salah satu benchmark (contoh) yang menjadi panutan adalah festival musik Woodstock, yang kali pertama diadakan di sebuah desa bernama White Lake, di sebuah kota kecil bernama Bethel, Amerika Serikat, pada 1969. Festival bertema ”3 Days of Peace & Music” ini dihadiri kurang lebih 500.000 pengunjung, yang menyerukan perdamaian dan menentang perang Vietnam.

Saat festival itu usai, Desa White Lake mendadak menjadi destinasi wisata unggulan baru. Utamanya bagi penggemar musik. Padahal, sebelum Woodstock digelar, nyaris tak ada yang peduli dengan desa yang letaknya hanya beberapa puluh kilometer dari New York tersebut.

Festival Rio Carnival juga menjadi salah satu bukti lainnya. Karnaval yang diadakan di sepanjang jalan kota Rio de Janeiro, Brasil, ini bisa menyedot 900.000 turis dalam tiap penyelenggaraannya. Dalam dokumen Plano de Turismo da Cidade do Rio de Janeiro (Perencanaan Pariwisata Kota Rio de Janeiro) disebutkan, ada peningkatan kegiatan ekonomi yang signifikan saat festival diadakan.

Hunian hotel meningkat hingga 90 persen dan festival ini memberikan 250.000 lapangan pekerjaan tambahan.

Pada 2012, festival Rio menyumbangkan pendapatan sebesar US$ 628 juta pada ekonomi Brasil, meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya. Karnaval terbesar di dunia ini juga menciptakan citra bagus bagi Rio de Janeiro, yang sebelumnya terkenal sebagai kota dengan tingkat kriminalitas tinggi.

Festival Jazz Jadi Ikon Indonesia
Indonesia sendiri punya beberapa contoh menarik tentang bagaimana sebuah pariwisata event bisa sangat berhasil dalam menarik pengunjung. Salah satunya, Festival Java Jazz, yang kini telah menjadi ikon baru dalam dunia pariwisata event di Indonesia.

Pada 2010, festival ini mendapat gelar rekor dunia sebagai festival jazz terbesar yang pernah ada. Festival tersebut diisi oleh sekitar 1.300 musisi, dengan 21 panggung dalam satu kawasan.

Image baru pun terbangun. Jakarta mulai dikenal sebagai kota penyelenggara festival jazz terbesar di dunia. Keberhasilan inilah yang ingin ditiru Banyuwangi.

“Tahun ini, ada 53 even yang akan menyemarakkan Banyuwangi Festival. Khusus musik jazz, kami punya Ijen Summer Jazz 2016, Student Jazz, dan Banyuwangi Beach Jazz Festival,” tambah Bramuda.

Belajar dari pengalaman event tahun sebelumnya, Banyuwangi kini melakukan persiapan jauh lebih matang, mulai dari teknis event, infrastruktur penunjang wisata, sampai pemasaran.

“Melalui Banyuwangi Festival, kami ingin membuat hari biasa menjadi hari yang luar biasa bagi semua orang yang terlibat di dalamnya,” tutur Bramuda lagi.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, yang asli Banyuwangi mengaku bangga dengan usaha Anas. Bupati muda yang menjabat selama dua periode itu dinilai sukses menjadikan kota kecil Banyuwangi di ujung timur Jawa sebagai destinasi wisata.

“Saya selalu bilang, sukses tidaknya daerah membangun pariwisata tergantung pada komitmen pemerintah daerahnya. Jika ia berkomitmen, maka semuanya bisa dilakukan dengan kekuatan dan kemampuannya,” kata Menpar.

REKOMENDASI

TERKINI