Suara.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mencari trik baru untuk menerobos pasar wisata bahari. Salah satunya, tampil dalam pameran pariwisata Malaysia International Dive Expo (MIDE) 2016, yang dilaksanakan pada 29-31 Juli 2016, di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia.
”Malaysia International Diving Expo 2016 diselenggarakan oleh AsiaEvents Exsic dan didukung oleh MIDE, yang disponsori oleh Ministry of Tourism and Culture Malaysia, Malaysia Convention & Exhibition Bureau. Ini even berkualitas dan sangat bagus untuk menebarkan Wonderful Indonesia kita,” ujar Asisten Deputi Pengambangan Pemasaran Asia Pasifik Kemenpar, Rizki Handayani, yang didampingi Kepala Bidang Pameran Pasar Asia Tenggara, Masruroh, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, MIDE 2016 merupakan pameran consumer fair (B to C), travel trade (B to B), dan seminar wisata diving terbesar di Malaysia, yang menampilkan 250 booth, dengan luas lahan mencapai 8.500 meter persegi (m2), serta menarik pengunjung dan industri di bidang diving dari 50 negara.
“Pada keikutsertaan yang pertama kalinya, Kemenpar menjadi platinum sponsor MIDE 2016, yang menjadikan Indonesia sebagai tamu kehormatan. Dengan menjadi platinum sponsor, logo Wonderful Indonesia akan bersanding dalam media campaign MIDE 2016, dan ini membuktikan bahwa Kemenpar serius menggarap pasar diving” tambah Masruroh.
Selama tiga hari penyelenggaraan MIDE 2016, imbuh Masruroh, akan banyak aktivitas yang aktraktif bagi para pengunjung booth Indonesia, seperti coffee dan refreshment corner, digital interactive corner (virtual reality), games, gift redemption, dan kolaborasi violin dengan sasando.
”Booth Indonesia memiliki luas lahan 36 m2, dibangun dengan mengekspos Phinisi, dan mengusung tema diving, dengan memfasilitasi 13 industri pariwisata diving Indonesia,” tambahnya.
Industri-industri tersebut adalah The Pade Dive Resor (Aceh), Pulau Weh Dive Resort (Aceh), Global Dive Center (Jakarta), PT Nautilus Diving Bali, Bali Hai Diving Adventures(Bali), Plataran Private Cruises & Plataran Komodo Resort & Spa (Bali), Bunaken Island Dive Resort (Sulawesi Utara), PT Eco Divers Manado, Mimpi Indah Resort (Sulawesi Utara), Bastianos Dive Resort (Sulawesi Utara), Raja Ampat Biodiversity Eco Resort (Papua Barat), Raja Ampat Dive Lodge (Papua Barat), The Nutmeg Tree Dive Banda Neira & Banda Tourism Board (Maluku), dan satu Dinas Pariwisata Daerah yaitu Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Raja Ampat.
“Untuk mendukung kegiatan pameran B to C pada MIDE 2016, Kemenpar juga menyelenggarakan tourism Indonesia B to B session, sebagai salah satu benefit dari menjadi platinum sponsor, dengan mengundang 20 potential buyers yang akan dilaksanakan pada 29 Juli 2016, pukul 19.30-21.30 di Pangkor Room Level 3, Putra World Trade Center (PWTC),” lanjutnya.
Selain itu, rencananya, Cipto Aji Darmawan, selaku anggota tim percepatan wisata bahari Kemenpar, akan memberikan presentasi dengan tema “Divers Heaven One Nation at Wonderful Indonesia”.
”Kemenpar juga ikut ambil bagian pada seminar MIDE, dengan menghadirkan narasumber, Bapak Adriansyah dari Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), dengan mengambil tema Dive the Underwater Paradise of Wonderful Indonesia,” tandasnya.
Pada kesempatan lain, Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, menyebut, upaya berpromosi di pasar under water cukup tepat, karena menyelam merupakan tren baru yang tengah digemari.
Wisata bahari sendiri dibagi dalam tiga zone, yakni coastal zone atau bentang pantai, underwater zone atau bawah laut, dan sea zone atau antar pulau, yang biasa menggunakan yacht.
“Bukan hanya pasar Malaysia, tapi juga Hongkong, Taiwan, Cina dan Korea, juga sudah mulai heboh dengan pasar underwater,” kata Arief.