Kisah Wisata dari Bukit Menoreh dan Borobudur

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 30 Juli 2016 | 11:57 WIB
Kisah Wisata dari Bukit Menoreh dan Borobudur
Matahari pagi terlihat di antara stupa-stupa Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kelok sembilan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga telah menyiapkan konsep pembangunan kelok sembilan di kawasan Kebun Teh Nglinggo-Tritis- Suroloyo supaya dapat menikmati keindahan Borobudur dari kawasan Bukit Menoreh. Hal ini dilatarbelakangi, daerah ini berkelok-kelok, tapi lokasinya sangat strategis menjadi pusat pertumbuhan baru wisata pendukung.

Rencana pembangunan kelok sembilan ini tinggal menunggu realiasi dari Tim Otorita Kawasan Strategis Borobudur membangun kawasan ini. Selain itu, membutuhkan komitmen bersama dalam mewujudkan percepatan pengembangan wisata di kawasan Bukit Menoreh.

Untuk itu, Pemkab Kulon Progo mengidentifikasi dan memetakan jalan-jalan dan titik-titik lokasi di Samigaluh yang dapat menjadi penopang KSPN Borobudur.

Bahkan, pemkab secara bertahap juga menyiapkan infrastruktur pendukung yakni air bersih. Untuk menunjang ketersediaan air bersih di wilayah utara termasuk Samigaluh, pemkab melalui PDAM sudah menaikkan air dengan kapasitas 50 liter per detik.

Air baku berasal dari Sungai Progo yang pengolahannya di Banjaroya Kalibawang dengan kapasitas 100 liter per detik. Upaya penyediaan kebutuhan air bersih tersebut sekaligus bisa menjadi pendukung pengembangan kawasan strategis Borobudur.

"Sekarang jaringannya sudah sampai wilayah Kota Kecamatan Samigaluh. Kami akan naikkan lagi ke Gunung Kucir yang merupakan lokasi tertinggi, sehingga akan bisa menjangkau seluruh wilayah," ujar Hasto.

Wisatawan naik Badan Otorita Pariwisata Borobudur akan melakukan pengembangan pariwisata Borobudur perlu diubah dari pendekatan "heritage tourism" menjadi "religious tourism", sehingga jumlah turis yang datang ke Borobudur dapat lebih banyak dan waktu berkunjung turis dapat lebih lama yaitu 3-5 hari.

Untuk mencapai tujuan dalam pengembangan pariwisata Borobodur perlu ada kepemilikanyang terpusat dan terintegrasi serta manajemen yang terpadu dengan melibatkan pemerintahdaerah, BUMN, rakyat, dan pihak swasta sehingga ada rasa memiliki.

Saat ini, jumlah wisatawan relatif kecil yakni 300 ribu orang per tahun dan waktu kunjungan wisatawan ke Borobudur kurang dari satu hari. Di Angkor Wat di Kamboja dapat menarik kunjungan wisatawan yang lebih besar yaitu 7,5 juta orang per tahun karena pendekatan "religious tourism".

Namun demikian, pengembangan pariwisata Borobudur dengan pendekatan tourism religious perlu mengubah tata ruang, suasana, dan atmosfer di kawasan Borobudur menjadi lebih sakral, sehingga ada waktu bagi para pengunjung Borobudur untuk melakukan ritual agama.

Kemudian, merealokasi dan memperbaharui penduduk ke Bukit Menoreh dengan memberikan tanah dua kali lebih luas dari tanah yang dimiliki oleh penduduk saat ini. Pemerintah telah menyiapkan lahan seluas 500 hektare di kaki Bukit Menoreh dalam rangka pengembangan pariwisata Borobudur. Kontur wilayah Bukit Menoreh yang berbukit dapat memperindah kawasan Borobudur. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI