“Kita bisa hitung, berapa proyeksi kunjungan wisman (wisatawan mancanegara), lalu berapa banyak orang yang akan masuk Manado, sehingga akan didapat berapa luas (terminal dan panjang landasan) yang harus ditambah,” katanya.
Sementara itu, Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik Kemenpar, Vincensus Jemadu, menyatakan, hingga 24 Juli 2016, jumlah wisman yang datang dari Tiongkok ada 4.352 orang, yang bertolak dari Manado 3.223 orang, sehingga totalnya 7.575 orang. Sedangkan yang datang dari Singapura tercatat 1.751 orang, yang kembali ke Singapura ada 1.406 orang, dan totalnya mencapai 3.157 orang.
“Angka itu terus berkembang dan bertumbuh,” ungkap Vincensus.
Saat ini, masih banyak wisman Tiongkok yang tinggal di Manado dan kota-kota di sekitarnya seperti Tomohon, Danau Tondano, dan beberapa kawasan pantai. Jika jumlah flights (penerbangan) sudah banyak, maka destinasi “Beyond Manado” diramalkan bakal hidup.
Interkoneksi dari Manado bisa disambung ke Morotai, Ternate, Sangihe, Ambon, Sorong, Gorontalo, dan kota-kota lainnya.
“Kota Manado menjadi hub (penghubung) pulau-pulau di sekitarnya, sehingga wisata bahari di sana pasti akan berkembang pesat,” tambah Arief.
Cina adalah negara berpenduduk terbanyak di dunia, dengan jumlah outbound tourist (wiman) terbesar di dunia. Sekitar 120 juta warganya bepergian ke luar negeri pada 2015. Mereka tidak memiliki pantai dan beriklim sub tropis, yang memiliki empat musim dalam setahun.
“Mereka suka wisata bahari. Manado dan sekitarnya punya bahari berkelas dunia," katanya.