Suara.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Timor Leste Mr Fransisco Kalbuadi Lay mengaku kagum dengan branding (promosi) Wonderful Indonesia di pentas dunia. Ia juga mengapresiasi konsep crossborder festival (festival daerah perbatasan), yang bakal digelar 30 Juli 2016 di Dili Convention Center, Timor Leste.
“Saya apresiasi strategi pemasaran Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya,” kata Lay, seperti yang disampaikan Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Pemasaran Asia Pasific Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Vincensus Jemadu, Dili, beberapa waktu lalu.
Atas kekagumannya itu, Lay berniat bertemu Arief untuk berbagi ilmu marketing.
“Kami sangat ingin bertemu dengan Pak Menpar, Arief untuk berbagi ilmu marketing. Kami sudah mengenal beliau ketika masih menjabat sebagai Dirut PT Telkom Indonesia, yang juga melebarkan sayap sampai ke Timor Leste. Telkom juga mendunia di tangannya. Kini brand pariwisata Wonderful Indonesia juga semakin mengglobal dan ditemukan di mana-mana di muka bumi,” tambah Lay, yang pernah menjadi General Manager Hyatt, Bali itu.
Dalam rangka peringatan Hari Pariwisata Dunia, pada September-Oktober 2016, menpar Timor Leste ini berniat untuk mengundang Arief menjadi keynote speaker (pembicara kunci), bersama dengan Sekretaris Jenderal UN-WTO United Nation World Tourism Organization, lembaga PBB yang bergerak di bidang turisme, Taleb Rifai.
“Kami ingin belajar banyak dari dua tokoh tersebut,” jelasnya.
Bukan hanya itu, menpar Timor Leste itu juga berencana mengirimkan anak-anak mudanya sebanyak mungkin untuk belajar pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung mulai tahun ini. Mereka tengah merancang kerja sama khusus pariwisata, yang diformat dalam bentuk bentuk memorandum of understanding (MOU) oleh kedua menpar.
Kebetulan, Kemenpar memiliki beberapa sekolah tinggi pariwisata, yaitu di Bandung, Nusa Dua-Bali, Medan, Makassar, Palembang, dan Lombok.
Festival akan Dikunjungi 15.000 Orang
Pada Crossborder Festival Dili, 30 Juli nanti, Lay akan menyumbangkan suara emasnya, satu atau dua lagu di panggung.
“Diperkirakan pengunjungnya mencapai 15.000 orang dari berbagai negara, termasuk Australia dan Cina yang berada di Dili,” tambah Vincensus.
Sebelumnya, Kemenpar juga sudah menggelar festival serupa di Atambua, Nusa Tenggara Timur, daerah yang berdekatan dengan Timor Leste.
”Untuk mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan, banyak strategi yang harus dilakukan, salah satunya adalah mengembangkan wisata perbatasan. Kami akan menggoda Timor Leste dengan kegiatan crossborder festival. Toh, mereka bisa masuk ke Indonesia dengan bebas visa kunjungan (BVK),” tambah Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana.
Bagaimana dengan akses Dili ke Indonesia?
Salah satu maskapai penerbangan berbiaya murah (LCC), Citilink sudah membuka jalur Dili-Denpasar per 1 September 2015. Direktur Niaga PT Citilink Indonesia, Hans Nugroho, menyebut, industri penerbangan turut mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia dan Bali, khususnya.
“Layanan penerbangan harian berjadwal dengan rute Denpasar-Dili PP bekerja sama dengan Air Timor. Kami melihat potensi kedatangan wisatawan asal Timor Leste ke Bali sangat tinggi,” sebutnya di Denpasar beberapa waktu lalu.
Menurutnya, selama dua tahun terakhir, kedatangan wisman ke Bali meningkat.
Di tempat terpisah, President Director Air Timor, Abessy Bento, menjelaskan, antusiasme pasar Dili terhadap penerbangan langsung ke Denpasar cukup besar. Dia mengajukan penggantian pesawat dari Boeing 737-500, dengan kapasitas 96 penumpang, menjadi Airbus A320-200, dengan kapasitas 180 orang penumpang.
“Dengan begitu, kami mampu mengangkut jumlah penumpang yang lebih banyak,” ujar Bento.