Suara.com - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) periode 2016-2021, Didien Junaedy menyatakan, pemasaran pariwisata, pengembangan destinasi, dan percepatan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus dikejar dalam upaya majunya pariwisata Indonesia. Semuanya merupakan ujung tombak yang harus diraih.
“Tiga ujung tombak itu telah disahkan oleh munas (musyawarah nasional). Kami akan melaksanakannya dengan konsisten, kreatif, dan penuh sikap inisiaif,” katanya, Bandung, beberapa waktu lalu.
Didien, secara aklamasi dipilih menjadi Ketua GIPI, dalam munas organisasi itu di Bandung, Jawa Barat, Senin (4/7/2016) lalu.
GIPI merupakan wadah semua asosiasi dan organisasi yang bergerak di sektor pariwisata. Dalam organisasi ini ada kategori pemasaran, seperti Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA), ada juga pengembangan destinasi, seperti Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI), dan SDM, seperti Perhimpunan Pramuwisata Indonesia (PHI).
Munas I GIPI dihadiri 32 organisasi industri pariwisata. Unsur-unsur pentahelix (penopang industri priwisata)-nya lengkap, seperti Academician (A), Business (B), Community (C), Government (G) dan Media (M), seperti yang selalu dicanangkan oleh Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya.
Sebelumnya, Didien juga memimpin GIPI periode 2011-2016. Menyambut Ketum GIPI yang baru, Arief memberikan apresiasinya. Peraih Marketeer of The Year 2013 itu kembali menegaskan tentang pentingnya peran industri dan asosiasi pariwisata dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. Mereka merupakan ujung tombak dalam mengembangkan ekosistem pariwisata di Indonesia.
“Untuk membangun pariwisata sesuai dengan target nasional, diperlukan peran dan dukungan dari semua elemen. Perlu sinergi pentahelix,” ujarnya.
Devisa Pariwisata 2019 harus Rp 280 Triliun
Ke depan, tantangan pariwisata tak ringan. Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan target kenaikan dua kali lipat kunjungan wisatawan hingga 2019. Pariwisata juga diminta memberikan kontribusi pada produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 8 persen, dengan devisa sebesar Rp 280 triliun, serta membuka 13 juta lapangan kerja.
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ditargetkan mampu menembus 20 juta orang,sementara pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) 275 juta orang. Indonesia diharapkan bisa membidik indeks daya saing pariwisata Indonesia untuk berada di ranking 30 dunia.