Suara.com - Akademi Pariwisata (Akpar) Negeri Medan akan segera berubah status menjadi politeknik. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan merespons perkembangan dunia pariwisata yang semakin dinamis.
“Tahun ini, insya Allah, Akpar Medan sudah naik status menjadi politeknik. Lengkapnya menjadi Politeknik Pariwisata Medan,” ujar Deputi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Ahman Sya.
Menurutnya, peningkatan status dari akademi ke politeknik ini memang menjadi keharusan, karena daya saing sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan semakin tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan pasar wisata yang semakin tinggi, Kemenpar juga telah meningkatkan status Politeknik Pariwisata Negeri Makassar. Selain itu, Kemenpar juga mendirikan politeknik negeri pariwisata baru di Lombok dan Palembang,
“Waktunya (pengubahan status Akpar Medan) tidak lama lagi, karena semua persyaratan sudah dipenuhi. Kami tinggal menunggu rekomendasi dari Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) dan Kemenpan (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) sebagai dasar penerbitan SK (Surat Keputusan) Menpar (Menteri Pariwisata),” ujarnya.
Laki-laki kelahiran Ciamis itu menyebutkan tahun ini Akpar Negeri Medan akan menjadi unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Kemenpar. Dengan peningkatan status tadi, daya tampung mahasiswanya dapat ditingkatkan minimal 25 persen dari sekarang. Menurutnya, dari kebutuhan 375.000 lulusan pariwisata, Indonesia baru bisa memenuhi 125.000 orang, baik dalam maupun luar negeri.
“Jenjang pendidikannya juga naik, bukan hanya Diploma tetapi juga D4/Sarjana Terapan dan Pasca Sarjana (Magister dan Doktor). Dengan demikian, SDM (sumbar daya manusia) pariwisata Indonesia semakin tinggi pendidikannya dan kualitasnya semakin baik,” bebernya.
Khusus peningkatan kualitas SDM kepariwisataan, Kemenpar juga bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta yang memiliki program pendidikan pariwisata untuk membangun SDM berkualitas. Bahkan, perguruan tinggi yang tidak memiliki program pariwisata pun ikut didorong untuk segera membuka program studi pariwisata.
Hasilnya, Universitas Lampung, Universitas Tirtayasa Banten, Politeknik Malang, dan Universitas Papua sudah mulai membuka program Diploma Pariwisata.
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya menyebut, Akpar, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP), dan Politeknik Pariwisata, yang berada di bawah Kemenpar harus terus berinovasi dan maju. Ia menyarankan agar sekolah-sekolah itu menggunakan standar global dalam menentukan panduan, sehingga lulusannya betul-betul memiliki kualitas dan kapasitas personal yang siap bersaing di level The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
“Khusus Akpar Medan, yang akan menjadi Politiknik Pariwisata, harus cepat maju dan berkembang. Pariwisata Sumut (Sumatera Utara) dengan ikon Danau Toba membutuhkan lebih banyak anak muda untuk berkiprah dan membangun budaya keramahan yang kuat. Dengan begitu, cocok untuk menggairahkan industri kepariwisataan yang sedang berkembang di sana. Kiprah lulusan sekolah itu sudah ditunggu oleh pelaku usaha dan pebisnis pariwisata,” kata Arief.
Kampus, kata menpar, mempunyai program pengabdian pada masyarakat, menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu masyarakat sekitarnya.
"Waktunya tepat, saat Danau Toba sedang membutuhkan sentuhan khusus dalam mengembangkan pariwisata," jelasnya.