”Tentu, akhir dari pelatihan ini adalah untuk kesejahteraan masyarakat, terutama di kawasan pariwisata yang dikembangkan,” ujarnya.
Dalam materi pelatihan terakhir, imbuh Ahman, wilayah Bali, dalam hal ini Karang Asem diunggulkan dalam hal destinasi budaya dan religius. Kendati Bali bisa dikatakan mapan dalam hal pariwisata, namun tetap dibutuhkan komitmen untuk mempertahankan di puncak kejayaan saat ini.
“Mempertahankan jauh lebih sulit dari meraihnya,” katanya lagi.
Pelatihan sejenis ini sudah digelar kali ke-50 di beberapa provinsi, sedangkan teknis pelatihan untuk menjaga kompetensi pemandu wisata sebanyak 10 kali di berbagai provinsi.
Tugas Kemenpar amat besar. Selain promosi, menggali originasi, mengembangkan destinasi, memperkuat industri, SDM juga merupakan pekerjaan rumah yang tidak bisa dibilang ringan.
Kemenpar kini memayungi Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung dan Bali, serta memiliki Akademi Pariwisata (Akpar) Medan dan Makassar. Kemenpar akan membangun lagi Politeknik Pariwisata di Palembang dan Lombok.
”Jelas, tujuannya untuk memperkuat dan memperbanyak tenaga kerja di sektor pariwisata," katanya.
Pada Oktober 2015, pihaknya juga sudah bekerja sama dengan Kementerian tenaga Kerja (Kemenaker) untuk menggenjot 3.040 SDM pariwisata. Saat ini, sebanyak 35.000 SDM sedang dinaikkan level kualitasnya, agar mampu menyambut wisatawan dalam menghadapi perkembangan global pariwisata dunia.
“Saat ini ada 35.000 SDM dari berbagai profesi sedang melaksanakan uji kompetensi dari berbagai profesi di seluruh Indonesia. Kawasan tiga great akan kami maksimalkan, yaitu Great Batam, Great Jakarta dan Great Bali," katanya.