Targetkan Peringkat Satu Dunia, STP Bandung Genjot Wisata Halal

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 22 Juli 2016 | 12:05 WIB
Targetkan Peringkat Satu Dunia, STP Bandung Genjot Wisata Halal
Gedung Sate di Kota Bandung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STP), Jawa Barat, ikut memberikan kontribusinya untuk memajukan pariwisata nasional. Sekolah di bawah kendali Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu mencoba menggenjot wisata halal melalui aktivitas akademisnya.

”Saat ini, wisata halal tengah menjadi sorotan dunia. Beberapa negara sudah menerapkan konsep ini. Untuk itu, kami juga mulai mengembangkan konsep halal tourism, yang pasarnya sedang naik. Caranya dengan membentuk Enhai Halal Tourism Centre (EHTC), yang sudah dimulai akhir Juni, dan awal Juli ini akan kami genjot terus,” ujar Ketua STP Bandung, Anang Sutono, Bandung, Minggu (17/7/2016).  

Tak lantas menjadikan Bandung sebagai destinasi halal, tetapi ada sebagian segmen halal tourism yang tersedia di Kota Kembang ini. STP Bandung, sebagai lembaga pendidikan bidang pariwisata memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan wisata halal di Tanah Air.

Sekadar informasi, peringkat satu dunia yang sudah mengembangkan halal tourism destination adalah Malaysia. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-4, setelah Turki dan Uni Emirat.

Untuk itu, kata Anang, Indonesia harus bisa bangkit dan mengalahkan negara-negara kompetitor di peringkat dunia tersebut.

”Wisata halal bukan berperspektif agama, tapi pada perubahan dan perkembangan perspektif baru pariwisata dunia. Sebagai lembaga bidang pariwisata, Kemenpar menunjuk STP untuk memenangkan wisata halal ini di kancah dunia. Kami siap bertarung,” ujar Anang.

Anang memaparkan, EHTC merupakan wadah untuk membantu pariwisata Indonesia. Tugasnya antara lain melakukan penelitian tentang halal tourism destination. Tugas lainnya, menjadi learning and community development (komunitas pembelajaran dan pengembangan) atau membangun human capital (modal manusia) dan community services (komunitas pelayanan).

”Wisata halal sendiri ada beberapa indikator. Salah satunya, harus memenuhi ekosistem kegiatan wisata yang halal, baik produknya, dukungan pemerintah, infrastruktur, maupun human capital. Indikator tersebut harus saling bersinergi untuk membangun halal tourism,” bebernya lagi.

Jika halal tourism ini terus dikembangkan, Anang optimistis, Indonesia bisa mendapat ranking halal tourism destination pertama di dunia paling lambat pada 2020.

“Kami akan betul-betul memaksimalkan EHTC. Harapannya, target tahun 2020 bisa tercapai. Kita menjadi ranking pertama dalam destinasi wisata halal dunia,” katanya.

Sementara itu, menurut Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, ada tiga daerah yang diproyeksikan sebagai destinasi halal, yakni Lombok (Nusa Tenggara Barat), Aceh, dan Sumatera Barat.

"Jangan khawatir, Lombok tetap punya Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Menu untuk pasar Australia, Eropa dan Amerika," katanya. (*)

REKOMENDASI

TERKINI