Suara.com - Bali, Batam dan Bintan sukses mencuri perhatian para pelaku industri pariwisata di Sydney, Australia. Dalam penyelenggaraan Travel Industry Exhibition di Luna Park, Sydney, 18-19 Juli 2016, dua destinasi wisata papan atas Indonesia itu diserbu ratusan pelaku industri Australia. Kebanyakan dari mereka memburu wisata bahari.
Pasar pariwisata Indonesia di Sydney dan sekitarnya seperti tak pernah habis. Pada periode April-Mei 2016, arus kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia tumbuh 16,4 persen.
“Saya senang melihat animo para pelaku industri pariwisata di Sydney. Dua tour operator yang kami bawa jadi semangat memasarkan paket perjalanan wisata, karena banyak sekali yang tertarik dengan wisata Batam dan Bintan. Semoga dampaknya signifikan bagi pariwisata kami di Kepri (Kepulauan Riau),” ujar Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Kepri, Guntur Sakti, Sydney, Rabu (20/7/2016).
Kepri yang mengandalkan Batam dan Bintan sebagai pintu masuk pariwisatanya, seperti tak pernah kehabisan ide untuk berpromosi, lantaran 96 persen wilayahnya adalah laut. Sementara, jumlah pulaunya sendiri ada 2.408. Kekuatan inilah yang dijual saat promosi di Sydney.
“Kalau Bali memiliki Nusa Dua, kami memiliki nusa tiga, yakni Kawasan Eksklusif Wisata Lagoi,” terangnya.
Pada April-Mei 2016, jumlah wisatawan mancanegara terbanyak yang datang ke Indonesia berasal dari Australia. Australia Bureau of Statistics (ABS) atau badan pusat statistik Australia mencatat, Indonesia ada di peringkat pertama tujuan wisata masyarakat Australia.
Disebutkan, ada 108,5 ribu wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia pada Mei 2016, sementara Mei 2015, tercatat 92,8 ribu wisman. Berarti ada peningkatan 16,4 persen. Angka ini juga naik 1,3 persen dari bulan sebelumnya, April 2016, yang berjumlah sekitar 106,6 ribu wisman.
"Dampak promosi Wonderful Indonesia ke Australia semakin terasa. Jadi kami tidak akan pernah kendor berpromosi di sana. Sekarang juga ada tanda-tanda peningkatan,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), I Gde Pitana.
Promosi Wonderful Indonesia di Australia dilakukan dengan gencar, mulai dari digital hingga non digital, yaitu melalui trem di Melbourne, koran, dan majalah pariwisata ternama, dan televisi.
“Kita memang total berpromosi di sana, termasuk promosi deregulasi bebas visa kunjungan(BVK) untuk Australia. Promosi pariwisata dengan tema BVK cukup efektif,” ungkap laki-laki
berkacamata itu lagi.
Sekadar informasi, saat ini Indonesia sudah membebaskan visa bagi 169 negara. Mulanya diberlakukan kepada 15 negara, kemudian ditambah menjadi 45 negara. Setelah itu, bertambah lagi menjadi 90 negara. Terakhir, jumlahnya mencapai 169 negara.
“Travel Industry Exhibition di Luna Park sekaligus menjadi momentum untuk mempromosikan Bali and Beyond lebih gencar lagi. Kami ingin destinasi di sekitar Pulau Dewata juga ikut maju. Bali menjadi hub city (kota penghubung). Setelah menikmati Bali, baru didistribusi ke luar Bali," katanya.
Selain Bali, Indonesia juga punya “10 Bali baru”, yang secara simultan mulai perlu diperkenalkan kepada publik Australia. Tujuh dari 10 Bali baru tersebut masuk dalam kategori wisata bahari.
"Turis Australia suka dengan tantangan di tepi pantai, dengan ombak dan surfing (berselancar),” kata Pitana.
12 Pelaku Industri Indonesia Turut Meramaikan
Secara terpisah, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar, Vinsensius Jemadu, mengaku optimistis dengan peningkatan kunjungan wisatawan Australia. Menurutnya, antusiasme para pelaku industri pariwisata Indonesia menjadi salah satu kunci kesuksesan ini.
“Tahun lalu, hanya ada dua pelaku industri pariwisata yang ikut berpromosi di even yang sama. Sementara di 2016, jumlahnya melonjak menjadi 12 pelaku industri pariwisata. Antusiasme menggaet pasar Australia sangat tinggi. Kali ini, para pelaku industri yang ikut antara lain Cahaya Duta Batam, Vital Idola Pesona T&T, Harris Hotel Batam, Mulia Hotel, Melia Hotel, Purimas, hingga Omie Tour di Kalimantan,” terangnya.
Selain itu, delegasi Wonderful Indonesia, yang dipimpin oleh Kepala Bidang Pameran Asia Pasifik Kemenpar, Rita Sofia, juga membawa serta penari dan pemusik asal Bandung, World Ethnic dan Jember Fashion Carnaval.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya menyatakan, masyarakat Negeri Kanguru memang sangat menyukai wisata bahari.
"Dulu yang menemukan surfing Kuta Bali adalah travellers (wisatawan) Australia. Testimoni mereka di negaranya cepat menjadi viral dan setelah sekian lama menjadi Bali seperti sekarang. Promosi di Australia menjadi penting. Banyak destinasi lain yang bisa mencontoh sukses Bali, tanpa harus meninggalkan Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia," ujarnya.