Dompet Kembali "Bersih" Usai Lebaran? Saatnya Detoks Keuangan

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 20 Juli 2016 | 10:55 WIB
Dompet Kembali "Bersih" Usai Lebaran? Saatnya Detoks Keuangan
Ilustrasi pasangan mengelola keuangan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Habis masa THR, isi dompet juga habis? Fenomena dana Tunjangan Hari Raya atau THR yang habis dalam waktu singkat kerap dialami masyarakat di perkotaan.

Meskipun tahun ini sudah berjanji bisa menyisihkan THR untuk ditabung, namun kenyataan yang dihadapi berbeda. Secara statistik, setidaknya ada lima kesalahan pengelolaan dana THR yang dilakukan oleh masyarakat.

Apakah Anda pernah melakukan salah satunya?
1. Tidak membuat perencanaan alokasi dana THR sebelum dana diterima di rekening.
2. Berbuka puasa di luar rumah hampir setiap hari.
3. Membeli gadget terbaru dan barang bermerek padahal belum ada kebutuhannya.
4. Memaksakan diri untuk mudik atau liburan padahal tidak ada perencanaannya.
5. Membeli berbagai keperluan harian dengan kartu kredit.

Jika Anda bersama banyak orang lain juga mengalami kondisi isi dompet kembali menjadi “bersih” setelah lebaran usai, maka inilah saatnya melakukan detoks keuangan.

Principal Consultant di ZAP Finance, Prita Ghozie mengatakan proses detoks keuangan sebaiknya dilakukan oleh setiap orang, terutama masyarakat modern yang selama momen Lebaran mengalami kondisi, “Habis THR, Habis!”

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan detoks keuangan.Beberapa langkah tersebut, kata Prita, sebagai berikut:

1. Evaluasi dana darurat
Sangat dipaham betul bahwa saat musim libur lebaran, semua orang ingin bersantai dan bersenang-senang. Oleh sebab itu pengeluaran pun langsung membengkak, karena hampir setiap hari jajan dan makan di luar rumah. Jika sampai uang di rekening mulai menipis, coba evaluasi dana darurat yang telah disiapkan. Untuk menutup biaya wajib seperti membayar pinjaman, boleh diambil dari pos ini.

2. Stop kartu kredit!
Penyebab utama bocor halus dalam keuangan adalah penggunaan kartu kredit untuk berbagai keperluan yang tidak penting. Tanpa disadari, tagihan kartu kredit Anda bulan depan akan membengkak. Jadi, jika memang sulit untuk mengendalikan diri, lebih baik kartu kredit ditinggal saja di rumah.

3. Buat rencana pengeluaran bulan depan
Berita baiknya, setelah musim lebaran usai, maka siklus gajian sudah dimulai lagi. Tetapkan biaya harian yang akan dikeluarkan selama tiga bulan kedepan.

Cara terbaik untuk disiplin adalah membuat jatah dana di beberapa rekening yang terpisah. Alokasi pos pengeluaran sebaiknya dibagi untuk pos biaya wajib (membayar pinjaman, gaji asisten, uang sekolah anak), pos biaya hidup bulanan (belanja harian, biaya telekomunikasi, biaya transportasi), dan pos pengeluaran gaya hidup (biaya jajan diluar rumah, biaya perawatan salon, biaya ngopi dan ngeteh di kafe, dan lainnya).

Rincian pengeluaran bulanan sebaiknya dibuat cukup spesifik agar disiplin dalam bujet dapat dilakukan.

Berdasarkan pengalaman, "detoks" keuangan yang berhasil untuk berbagai kondisi keuangan rumah tangga, kata Prita, dengan berhemat tanpa mengubah kebiasaan secara drastis. Contohnya, Prita melakukan daftar pengeluaran gaya hidup yang dapat dihemat setiap bulannya sebagai berikut:
1. Membeli kopi dan teh di kafe 2 kali seminggu Rp50.000/gelas
2. Merokok sekali seminggu Rp20.000/bungkus
3. Nonton bioskop sekali seminggu Rp60.000/orang
4. Perawatan salon sekali sebulan Rp300.000/visit
5. Langganan majalah sekali sebulan Rp200.000/bulan

"Untuk saya dan pasangan, aktivitas gaya hidup yang sulit untuk dikurangi adalah membeli kopi dan teh di gerai minuman favorit. Maklum, saya penggemar minuman Green tea latte, sedangkan suami penggemar berat Cappucino. Hingga beberapa saat lalu, saya berkenalan dengan sebuah mesin pembuat minuman berkualitas kafe yaitu NESCAFÉ Dolce Gusto," terang Prita.

Ternyata, lanjut dia, 1 box kapsul NESCAFÉ Dolce Gusto Cappucino dan 1 boks kapsul Green Tea Latte seharga Rp115.000 bisa membuat 8 minuman. Sementara dengan harga yang sama, 1 boks kapsul Espresso dan Nestea peach dapat membuat 16 minuman.

"Jadi, biaya per gelas untuk menikmati minuman sekelas kafe untuk rasa favorit kami hanya sebesar Rp15.000. Bandingkan dengan minuman di kafe yang bisa seharga Rp50.000, artinya bisa berhemat hingga 70 persen setiap bulannya," jelas Prita merinci.

Dengan kebiasaan Prita dan pasangannya membeli hingga 16 gelas per bulan, maka ada tambahan penghasilan sebesar Rp560.000 yang terjadi. Jika tambahan penghasilan ini diinvestasikan ke dalam reksa dana campuran dengan potensi hasil 10 persen per tahun, maka secara matematis akan terkumpul dana sebesar Rp43 juta dalam 5 tahun.

Itu artinya, banyak sekali impian yang bisa diwujudkan dengan hasil investasi tersebut. Mau liburan ke Raja Ampat, mau membeli gadget terbaru, atau sekadar melakukan renovasi rumah, bisa jadi terwujud tanpa harus mengorbankan kebiasaan gaya hidup.

Jadi, segera melakukan detoks keuangan dengan hal yang menyenangkan, yuk!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI