Sementara itu, menurut Sky Sports, piala Eropa ditonton setidaknya oleh 6,3 miliar manusia. Asosiasi Sepak Bola Eropa, UEFA, menambahkan, ada 2,1 juta orang yang menonton langsung kejuaraan sepak bola empat tahunan paling bergengsi di Eropa ini. Itu belum termasuk turis dan warga Paris yang menyaksikan dari bar dan café.
Sekadar gambaran, dalam kondisi normal, Kota Paris rata-rata dikunjungi tujuh juta turis setiap bulan. Bila ditambah penduduk kotanya yang mencapai 12 juta orang dan penduduk kawasan sekitarnya, yang mencapai 10 juta orang, maka totalnya mencapai 22 juta orang.
“Ini promosi yang sangat efektif. Mirip dengan taktik pemasaran Menpar, Arief Yahya dalam menggarap pasar Singapura, Hongkong, dan Macau, yakni menjaring di kolam yang banyak ikannya,” ulas Eka.
Dalam gelaran akbar itu, ada 8.400 jurnalis yang meliput. Mayoritas liputannya tertuju ke Kota Paris.
“Malam promosi Indonesia di atas Peniche (kapal restaurant) yang diparkir di pinggir Sungai Seine, di tengah Kota Paris, dekat Paris City Hall, juga sukses besar. Jumlah peserta yang ingin ikut serta melebihi kapasitas kapal yang disewa. Sejak informasi dibuka, lebih dari 900 orang tertarik, padahal hanya 300 orang yang dapat ditampung. Ini luar biasa,” bebernya.
Ada banyak hal yang didapat dari setiap penyelenggaraan perhelatan besar seperti Piala Eropa 2016. Empat tahun lalu, Polandia dan Ukraina mendapatkan banyak keuntungan dari sisi perekonomian dan pengembangan pariwisata. Dampak positif yang dihasilkan Euro 2012 ini disebut para pengamat lebih besar dari perhelatan Olimpiade Barcelona. Peningkatan jumlah turis asing ke Polandia untuk Euro 2012 mencapai 36 persen. Pendapatan tambahan dari kedatangan wisatawan asing di even tersebut, yang tadinya hanya diperkirakan sekitar Rp 14,7 triliun, ternyata mencapai Rp 24,5 triliun, atau bertambah 67 persen.