Suara.com - Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya mengucapkan selamat bagi pengelola Pulau Nikoi, Bintan, Kepulauan Riau (Kepri). Private island (pulau pribadi) seluas 16,9 hektare (ha), sejauh 8 kilometer (km) atau 5 mil dari pantai timur Bintan itu dinobatkan sebagai The Best Private Island 2016 oleh majalah Conde Nast Traveller, salah satu media pariwisata global terkemuka.
“Selamat dan sukses, karena mengelola private island dengan sustainable development (pembangunan berkesinambungan) dan eco-tourism (turisme berbasis alam),” katanya, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Penghargaan ini menambah pundi-pundi nilai bagi prestasi Wonderful Indonesia di mata dunia. Beberapa hotel, resort, waterboom, dan semua yang terkait dengan amenitas (fasilitas penunjang) dan atraksi diapresiasi positif oleh menpar.
“Semakin banyak mengunpulkan prestasi dunia, maka akan terus menaikkan reputasi Indonesia, sekaligus mendongkrak brand value (nilai promosi) Wonderful Indonesia,” jelas praktisi marketing yang sudah menerbitkan buku Paradox Marketing dan Great Spirit Grand Strategy itu.
Pulau Nikoi letaknya 85 km atau 53 mil sebelah tenggara Singapura. Pulau ini disewa oleh Andrew dan Julia Dixon, pasangan yang berasal dari Australia saat berkunjung ke Bintan, pada 2005. Dia membangun resort butik dengan nama “Nikoi Island”, yang sudah dibuka sejak 2007. Hingga 2010, Nikoi Island tetap konsisten dengan 15 resort di tepi pantai, sebelum menjadi 48 vila, seperti saat ini. Nikoi juga pernah menjadi runner up (menempati posisi kedua) di Wild Asia's 2009 Responsible Tourism Awards, untuk kategori operator akomodasi kecil dan menengah.
Conde Nast Traveller kemudian menobatkan Pulau Nikoi sebagai pulau private terbaik dunia. Kedahsyatan alam, fasilitas dan pelayanannya berhasil mengalahkan Pulau Amanpulo di Filipina, Turtle Island-Fiji, hingga pulau di Danau Malaren-Swedia.
Saat ini, pengelola menyatakan akan menambah jumlah vila. Tujuannya untuk mempertahankan keasrian lingkungan yang bebas dari limbah rumah tangga.
Pulau Nikoi berpasir putih, dikelilingi pantai yang bersih, airnya biru, dengan batu-batu besar berwarna putih tinggi menjulang. Tidak ada kebisingan dan tidak ada suara kendaraan. Suasananya tenang, nyaman, dan alami.
Waiting List hingga Tiga Bulan
Pulau Nikoi tidak berpenghuni, hanya diperuntukkan untuk wisatawan. Pengelola menyediakan kamar berbentuk vila panggung, yang terbuat dari kayu beratap rumbia. Vila bisa dipakai untuk keluarga, kelompok, atau perorangan. Meski dibuka untuk umum, tapi tidak mudah masuk ke pulau ini. Pengelola hanya memberikan kesempatan kepada 42 wisatawan dalam sehari, yang sudah melakukan perjanjian sebelumnya.
“Biasanya harus bersabar. Waiting list (daftar tunggu) untuk reservasi rata-rata mencapai tiga bulan. Pulau ini bukan saja menjadi destinasi wisatawan domestik atau Asia saja, tetapi hingga penjuru Eropa,” terang Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kepri, Andika Lim, Kepri, Selasa (12/7/2016).
Conde Nast Traveller sendiri menyebut Pulau Nikoi sebagai pulau private terbaik dunia, karena kenyamanan, fasilitas, panorama, hingga harganya yang dinilai fantastis.
“Wisata pulau ini dibuat dengan konsep alami, back to nature. Benar-benar alami. Meski konsep alam dan sederhana, tapi fasilitas dalam vila dibuat sangat modern. Menu yang disediakan dan pelayanannya pun berkelas dunia,” tulis Conde Nast Traveller.
Conde Nast Traveller juga menyebut, konsumsi energi di Pulau Nikoi sangat irit dan ramah lingkungan. “Tidak ada televisi dan AC di dalam kamar. Listrik pun hanya menggunakan genset. Penerangan untuk jalan menggunakan lampu colok. Untuk makanan, hampir seluruhnya merupakan bahan lokal, dengan tujuan untuk mengurangi jejak karbon. Nikoi juga memaksimalkan desain ramah lingkungan, yaitu dengan ventilasi alam, penggunaan kayu apung sebagai material konstruksi, dan beratap alang-alang,” tulis Conde Nast Traveller.
Dengan semua hal tadi, tak heran jika Nikoi Island sering menyabet penghargaan-penghargaan bergengsi, seperti Treehugger-Best Resort Award 2013 (2012), Condé Nast-World's Best Private Island Resorts (2013), dan Travel + Leisure-Global Vision Award Sustainability (2013.
Harga resor di Nikoi sangat relatif. Untuk satu kamar tidur (dua orang) di hari kerja dikenakan US$ 375, sementara untuk akhir pekan, harganya US$ 500. Sementara, sebuah kamar di Amanpulo ditawarkan US$ 1.375 per malam, sedangkan Ariara US$ 715 per orang, per malam. “Semakin kecil kelompok Anda, semakin mahal,” ulas Conde Nast Traveller.
Ulasan Conde Nast Traveller tadi langsung direspons Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bintan, Luki Zaiman Prawira. Tulisan majalah pariwisata ternama itu dinilainya akan berdampak besar bagi perkembangan pariwisata di Bintan.
“Pulau Nikoi memang sangat menawan, dikemas dengan bagus. Konsep pengelolaannya jelas dan unik. Kami mengucapkan terimakasih kepada pengembang yang sudah mengelola dengan baik. Tahun lalu, Pulau Nikoi juga berhasil menyambar gelar runner up dari National Geographic untuk kategori lingkungan. Saya yakin, penilaian ini akan membuat Bintan makin dikenal dunia,” katanya. (*)
Top 10 Private Island Terbaik Dunia
1. Pulau Nikoi, Indonesia
2. Amanpulo, Filipina
3. Turtle Island, Fiji
4. Pulau Danau Malaren, Swedia
5. Pulau Ariara, Filipina
6. Pulau Necker, Virgin Islands
7. Pulau Velaa, Maladewa
8. North Island, Selandia Baru
9. Ile des Deux Cocos, Mauritius
10. Parrot Cay, Karibia