Rombongan "Outbond" Australia ke Indonesia Terbanyak

Madinah Suara.Com
Selasa, 12 Juli 2016 | 12:40 WIB
Rombongan "Outbond" Australia ke Indonesia Terbanyak
Ilustrasi outbond. [tripadvisor.co.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan data, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dari Australia yang melakukan kegiatan outbond (kegiatan di luar ruangan) di Indonesia selama dua bulan berturut-turut adalah yang terbanyak, jika dibandingkan dari negara-negara lain. Data ini didapat pada April-Mei 2016.

Menurut Australia Bureau of Statistics (ABS), tujuan utama liburan warga Australia adalah Indonesia. Jumlahnya mencapai 108,5 ribu wisatawan Australia, atau naik 16,4 persen dari capaian 2015, yang tercatat 92,8 ribu orang. Jumlah ini juga naik 1,3 persen dari bulan sebelumnya, April 2016 yang mencapai 106,6 ribu orang.

Angka itu mengalahkan New Zealand, yang dari waktu ke waktu selalu menempati puncak tangga kunjungan outbond ke Indonesia. Pada Mei 2016, wisatawan Australia ke Selandia Baru tercatat 104,6 ribu orang. Pada April 2019, sebanyak 99,4 ribu pelaku outbond Australia datang ke Selandia Baru, sementara yang ke Indonesia menembus 105,5 ribu wisman.

"Dampak promosi Wonderful Indonesia ke Australia sudah semakin terasa," ucap Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu menyebut, secara geografis maupun psikologis, New Zealand sebenarnya lebih dekat dengan Australia. Sama-sama berada dalam satu benua.

"Saya semakin optimistis, branding (promosi) Wonderful Indonesia makin kuat di originasi Australia," jelas Arief.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah melakukan promosi Wonderful Indonesia di Australia dengan ini cukup gencar, baik secara digital maupun non digital. Salah satunya dengan kegiatan outdoor (luar ruang), dengan membungkus tram di Melbourne, yang melintas di pusat kota. Tram merupakan salah satu alat transportasi dalam kota yang paling populer di bekas ibu kota Australia, sebelum pindah ke Canberra pada 1972.

"Selain promosi, sukses ini juga berkat deregulasi bebas visa kunjungan (BVK) untuk Australia," ujar Arief lagi.

Australia merupakan salah satu negara BVK. Indonesia sudah memberlakukannya ke 169 negara di dunia.

"International openess (keterbukaan pada dunia internasional) ini sudah masuk dalam salah satu pilar yang dilihat oleh World Tour and Travel Competitiveness Index, sebagai salah satu nilai ukur," lanjut Maketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu lagi.

Menurut Arief, capaian dalam dua bulan terakhir ini cukup menaikkan kepercayaan diri Indonesia untuk eksplorasi lebih dalam pada pasar Australia. Destinasi warga Australia selama ini paling besar ke Bali.

"Ini momentum, sekaligus momen untuk mempromosikan Bali and Beyond lebih gencar lagi, agar destinasi di sekitar Pulau Dewata juga ikut maju. Destinasi lain, seperti Banyuwangi, Lombok, Wakatobi, Labuan Bajo, Bromo, termasuk Borobudur Jawa Tengah-DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) juga harus berkolaborasi dengan industri di Bali," katanya.

Arief menyebut adanya “10 Bali baru” yang secara simultan harus mulai diperkenalkan kepada publik Australia, antara lain Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Wakatobi, Kepulauan Seribu dan Morotai..

Menpar membagi wisata bahari Indonesia dalam tiga besar. Pertama, coastal zone atau wisata bentang pantai. Kedua, underwater atau wisata bawah laut. Ketiga, sea zone, wisata antar pulau yang biasa dilakukan dengan yacht atau perahu pesiar.

"Turis Australia suka dengan tantangan di tepi pantai, dengan ombak dan surfing (berselancar). Kita punya banyak lokasi baru, dari Banyuwangi, Mentawai hingga Nias," katanya.

REKOMENDASI

TERKINI