10 Destinasi Unggulan Aceh yang Wajib Dikunjungi

Madinah Suara.Com
Jum'at, 01 Juli 2016 | 04:02 WIB
10 Destinasi Unggulan Aceh yang Wajib Dikunjungi
Foto: Rizka Chaerani
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah menyiapkan 10 destinasi unggulan di Provinsi Aceh. Jika Anda mudik Idul Fitri 1437 H, maka Anda sebaiknya tak melewatkannya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya mengatakan bahwa Aceh tergolong sebagai daerah yang aktif mempromosikan wisata alam dan kulinernya. Kawasan Indonesia paling barat ini juga menggelar banyak even yang memperkuat pamor Aceh. Bersama dengan Lombok dan Sumatera Barat, Aceh diposisikan sebagai halal destination dan halal tourism (kawasan wisata halal).

“Rumus pengembangan destinasi adalah 3A, Atraksi, Akses (jalan masuk) dan Amenitas (fasilitas penunjang). Soal atraksi, Aceh punya banyak keunggulan, baik alam, bahari, maupun kuliner.  Tinggal akses dan amenitas yang harus terus didorong berkembang," kata Menpar.

Berikut ke-10 #pesonalebaranaceh, #pesonaaceh, #thelightofaceh, #cahayaaceh, #pesonaindonesia, #wonderfulindonesia:

 1. Monumen Kilometer Nol RI Sabang

Tugu Kilometer Nol RI merupakan penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang, di Aceh sampai Merauke, di Papua. Tugu ini bukan saja sebagai penanda ujung terjauh bagian barat Indonesia, tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

 2. Pantai Iboih Sabang

Pantai Iboih, atau yang juga sering disebut dengan Teupin Layeu, merupakan pantai paling barat di Indonesia. Letaknya berada di tepi barat Pulau Weh, Provinsi Aceh. Pantai ini menawarkan sejuta pesona yang akan membuat para wisatawan jatuh hati, karena airnya yang sangat jernih. Di pantai ini juga terdapat pelabuhan untuk menuju ke Pulau Rubiah.

 3. Pantai Anoi Itam Sabang

Pantai Anoi Itam salah satu pantai yang terdapat di Pulau Weh. Pantai ini memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh pantai-pantai lain, yaitu jenis pasirnya yang berwarna hitam, sesuai dengan nama pantai ini. “Anoi” merupakan nama sebuah desa di pantai itu dan “itam” berarti hitam. Anda akan menyaksikan, seluruh pasir di kawasan ini berwarna hitam. Pantai Anoi Itam berada di Gampong Anoi Itam, Kota Sabang, di Pulau Weh, yang hanya berjarak sekitar 13 kilometer (km) dari pusat  Kota Sabang.

 4. Museum Tsunami Banda Aceh

Museum ini dibangun sebagai monumen simbolis untuk mengenang bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Samudera Hindia pada 2004. Museum Tsunami ini sekaligus sebagai pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat jika seandainya tsunami terjadi lagi di kawasan ini. Museum rancangan Ridwan Kamil ini merupakan sebuah struktur bangunan empat lantai dengan luas 2.500 meter persegi (m²), yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris.

 5. Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Masjid Raya Baiturrahman merupakan masjid negara yang berada di tengah Kota Banda Aceh dan merupakan ikon Provinsi Aceh. Masjid ini dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada 1022 H/1612 M dan memiliki lembaran sejarah bernilai tinggi bagi rakyat Aceh. Sejak Sultan Iskandar Muda mendirikannya, masjid ini masih berdiri megah sampai sekarang dan berfungsi sebagai tempat beribadah dan pusat acara-acara keagamaan, serta menjadi destinasi wisata religi yang teduh bagi warga dan wisatawan.

 6. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung Banda Aceh

PLTD Apung adalah kapal generator listrik milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Banda Aceh, yang hingga kini menjadi tempat wisata, yang dikenal dengan nama "Kapal Apung". Kapal ini memiliki luas sekitar 1.900 kilometer persegi (km²), dengan panjang mencapai 63 meter (m). Kapal berbobot  2.600 ton ini sebelumnya berada di laut yang jauhnya sekitar 5 km dari posisinya sekarang  (Punge Blang Cut, Jaya Baru, Kota Banda Aceh). Pada 2004, kapal ini terseret 4-5 km ke daratan akibat gempa bumi dan gelombang tsunami setinggi 9 m yang terjadi di kawasan itu.

 7. Pantai Lampuuk Aceh Besar

Pantai Lampuuk Aceh Besar merupakan salah satu pantai berpasir putih, yang banyak ditumbuhi pohon cemara. Pantai ini berair jernih, sehingga Anda dapat melihat secara jelas ke dalam laut dan menyaksikan berbagai jenis karang. Pantai Lampuuk terletak sangat strategis, berjarak sekitar 17 km arah selatan, di pinggiran Kota Banda Aceh dan dapat ditempuh dengan kenderaan roda dua maupun roda empat.

 8. Danau Lut Tawar Aceh Tengah

Danau Lut Tawar, yang memiliki luas sekitar 5.472 hektare (ha), dengan panjang 17 km dan lebar 5,5 km ini berada di sebelah timur Kota Takengon. Kata “lut” berarti “laut”  dan “tawar” karena  airnya tidak terasa asin. Danau ini memang sangat luas dan berair tawar. Di danau ini hidup beragam jenis ikan, seperti ikan Depik dan jenis-jenis ikan endemik lainnya. Ikan Depik sangat terkenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Ikan ini akan muncul ke permukaan pada setiap musim hujan.

 9. Pacu Kude Gayo

Pacu kude merupakan sebuah tradisi lomba menunggang kuda tradisional tanpa menggunakan pelana, yang dianut masyarakat di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. Tradisi rakyat ini dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Ilahi, setelah menjalani masa panen dan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI. Seluruh masyarakat dataran tinggi Gayo biasanya tumpah ruah di alun-alun untuk menikmati atraksi rakyat yang sangat terkenal tersebut.

 10. Kompleks Kerajaan Samudera Pasai Aceh Utara

Kompleks Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, yang didirikan sekitar  1267 Masehi (M). Bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai, yang diantaranya terdapat nama Sultan Malikussaleh. Ia merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Makam Sultan Malikussaleh berada di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Geudong, Kabupaten Aceh Utara,  sekitar 18 km dari Lhokseumawe. 

REKOMENDASI

TERKINI