Suara.com - Bagi pencinta kuliner di Indonesia, kuliner khas Peru mungkin tak sepopuler makanan Jepang atau Barat. Padahal sebenarnya pola konsumsi orang Indonesia dan Peru memiliki kesamaan, karena kedua negara sama-sama berada di iklim tropis.
Sehingga, saat disajikan di Indonesia, masakan Peru yang berbahan beras, jagung, kentang dan kacang-kacangan rasanya tak asing dengan lidah orang Indonesia yang juga menjadikan berbagai bahan itu sebagai makanan pokok.
Hal inilah yang coba dihadirkan oleh Pavela, restoran yang menyajikan ragam makanan rumahan khas Peru.
"Masakan khas Peru belum pernah ada di Indonesia sebelumnya. Padahal makanan Peru dan Indonesia memiliki kemiripan. Sama-sama mengonsumsi nasi, ayam dan daging juga penggunaan rempah-rempah," ungkap Henry Sanjaya, pemilik Pavela.
Nuansa rustik kental terasa, saat mengunjungi restoran berkonsep bistro di Street Gallery Pondok Indah Mall 3 ini. Jendela kaca dengan frame logam bercat hitam terlihat sangat elegan. Dipadukan dengan ragam furnitur kayu, dan lantai semen yang dibiarkan tampil telanjang membuat suasana Pavela terasa hangat dan nyaman.
Semangat penuh warna Peru hadir lewat sebuah lukisan grafiti Machu Pichu yang ada di salah satu sudut restoran ini.
Penasaran, saya pun memesan beberapa makanan yang tercantum di daftar menu. Nama-namanya memang relatif sulit dilafalkan dan terdengar asing. Namun jangan khawatir, karena pelayan di Pavela dengan sabar akan menjelaskan setiap menu yang Anda tanyakan. Jadi, tak perlu khawatir bakal salah pilih.
Menurut Henry, makanan Peru mencerminkan praktik lokal dengan bumbu-bumbu yang dipengaruhi oleh populasi suku Inca. Tak hanya itu, kita juga akan menemukan ragam masakan fusion yang dipengaruhi oleh negara lain, seperti Spanyol, Italia, Cina, Jepang hingga Afrika Barat.
Setelah mendengar beberapa penjelasan mengenai makanan Peru, saya pun memesan hidangan pembuka bernama Yucca tritas dan Causa de cangrejo. Sebenarnya, Yucca fritas adalah menu sederhana berupa singkong goreng yang disajikan dengan saus khas Ajiverde. Yakni saus khas Peru yang berwarna hijau, dengan rasa pedas dan segar.
Saat digigit, singkong ini begitu renyah dan lembut, berbeda dari tekstur singkong goreng pada umumnya. Terasa lumer di lidah, gurihnya terasa saat dipadukan dengan rasa saus Ajiverde yang segar. Hhhm, sungguh nikmat.
Sedangkan Causa de Cangrejo, semacam cake kentang yang disajikan dengan campuran sayuran, ikan, ketam jagung manis bersaus mayonaise khas Peru, dan dilumuri saus Rocoto.
Tampilannya sangat cantik. Rasanya juga begitu gurih dan segar. Sayuran segar yang ditambahkan membuat hidangan ini terasa semakin unik.
Puas dengan hidangan pembuka, saya pun beralih pada menu utama Pollo saltado. Hidangan yang menyajikan nasi berbumbu mentega dengan aroma ketumbar ini sangat menggoda selera. Apalagi dengan suiran ayam fillet, menu ini dilengkapi dengan singkong goreng, tomat, serta bawang merah yang bercampur dengan saus Saltado yang lezat.
Adapula Nikkei chicken, salah satu yang juga menjadi menu andalan di Pavela. Seperti namanya, hidangan ini hasil pengaruh dari Negeri Sakura Jepang, berupa ayam potong fillet yang dilumuri dengan saus Nikkei, lalu digoreng. Disajikan dengan saus tartar dan potongan daun parsley, menu ini sangat nikmat disantap dengan nasi berbumbu mentega yang beraroma ketumbar.
"Masakan Peru itu memberikan sensasi yang meledak di lidah. Kalau manis, seperti manisnya meledak, begitupun pedas dan segar. Untuk menjaga keontentikan masakan Peru, chili basednya, didatangkan langsung dari Peru, yakni Aji Panca dan Aji Amarillo. Pedasnya lebih harum, susah dicari Indonesia," ungkapnya.
Meski begitu, ini tidak membuat harga makanan di Pavela menjadi mahal loh! Bahkan terbilang sangat terjangkau. Karena semua ini bisa Anda nikmati, cukup dengan merogoh kocek Rp45 ribu sampai Rp95 ribu saja.