Awas, Stres Berkepanjangan Bisa Pengaruhi Kepuasan di Ranjang

Kamis, 16 Juni 2016 | 16:37 WIB
Awas, Stres Berkepanjangan Bisa Pengaruhi Kepuasan di Ranjang
Ilustrasi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stres berkepanjangan tak hanya mempengaruhi suasana hati Anda. Lebih dari itu, kondisi stres juga dapat mempengaruhi kepuasan Anda dan pasangan dalam urusan ranjang.

Penelitian menyebut, stres dan kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan kolesterol yang dapat berujung pada disfungsi ereksi, sehingga menghambat kehidupan seks Anda.

"Stres dapat memicu kondisi disfungsi ereksi. Di mana stres mempengaruhi psikologis seseorang yang menyulitkannya mencapai ereksi," ujar Dr Vipin Tyagi, ahli bedah (Robotic dan Transplantasi Ginjal) di Rumah Sakit Sir Ganga Ram.

Disfungsi ereksi dapat terjadi pada laki-laki usia berapapun, tetapi risiko meningkat seiring dengan usia. Kondisi ini juga secara signifikan dapat meningkatkan tekanan mental dan emosional.

"Lelaki harus berbicara dengan seseorang, baik pasangan, anggota keluarga, teman atau bahkan psikolog tentang masalah yang sedang dihadapinya yang mungkin dapat mengurangi stres mereka," tambah Dr. Rajeev Kumar, seorang urolog di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS).

Menurut dokter Rajeev, penyebab timbulnya disfungsi ereksi salah satunya adalah penyakit kardiovaskular. Dan penyakit ini terkait dengan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas dan sindrom metabolik yang juga semakin diperparah oleh stres.

Obat-obatan oral diketahui memiliki efek positif dalam mengobati masalah disfungsi ereksi pada sebagian besar laki-laki. Menurut para ahli, penggantian testosteron juga mungkin diperlukan jika kondisi disfungsi ereksi disebabkan oleh rendahnya tingkat testosteron.

Konsumsi makanan kaya flavonoid seperti blueberry, ceri, blackberry, lobak, anggur, apel, pir juga memiliki efek yang baik dalam menurunkan risiko disfungsi ereksi.

"Terlepas dari obat-obatan, hal yang paling penting adalah memperbaiki kondisi psikologis. Disfungsi ereksi dapat menjadi indikator pertama dari banyak masalah serius seperti diabetes mellitus, kolesterol atau penyakit jantung," ujar Rajeev. (Timesofindia.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI