Kampung Semangit, Dusun Batu Rawa terletak di Desa Nanga Leboyan, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat ini dihuni sekitar 400 jiwa.
Saat ingin mengunjungi kawasan ini, wartawan suara.com beserta beberapa jurnalis dari media nasional yang ditemani oleh pihak World Wide Fund for Nature atau WWF Indonesia mulai naik speed boat dari Steigher, KP. Melayu, Kampung Baru Lanjak, Kecamatan Batang Lupar.
Sekitar 50 menit perjalanan menggunakan speed boat dengan melintasi lahan gambut, wartawan disuguhi oleh pemandangan yang sejuk dan indah, walaupun air di sini terlihat keruh karena berwarna cokelat.
Tiba di lokasi, rombongan langsung di sambut warga setempat, termasuk Presiden Asosiasi Periau Danau Sentarum Basriwadi.
Warga yang mayoritas suku Melayu ini kebanyakan berprofesi sebagai nelayan dan petani madu hutan. Rumah-rumah mereka adalah rumah panggung. Dikatakan Basriwadi apabila ingin mendirikan rumah di sini biasanya dilakukan pada bulan-bulan tertentu.
"Kalau mau bikin rumah di sini kebanyakan warga melakukannya setiap bulan Juli-Agustus dan tinggi rumahnya 3-5 meter dari dasar," ujar Baswiradi di Dusun Batu Rawa, Desa Nanga Leboyan, Kecamatan Salimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat kepada wartawan, Minggu (29/5/2016).
Basriwadi yang juga akrab disapa UG (Ujang Gadang) ini menerangkan ada keuntungan tersendiri apabila model rumah seperti rumah panggung, yang pertama kata UG tidak akan terkena air sungai dan tidak terlalu terasa pada saat gempa.
Sayangnya masih minimnya penerangan yang menjadi kendala masyarakat sekitar dalam beraktifitas, sebab listrik yang dinyalakan melalui genset dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan baru menyala dari pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB.
Sedikit cerita, dalam segi kesehatan warga kampung Semangit tidak menyoal pelayanan yang disajikan oleh pemerintah kabupaten, hanya saja menimnya guru dari pegawai negeri sipil dirasa kurang dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak.
"Kesehatan bagus di sini ada bidan, kalau pendidikan nggak bagusnya guru kurang, sedikit guru negri, guru negri hanya kepala sekolah, sisanya honor semua," kata dia.