Mengenal Madu Lanceng yang Sedang Jadi Primadona

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 28 Mei 2016 | 11:41 WIB
Mengenal Madu Lanceng yang Sedang Jadi Primadona
Peternak madu lanceng di Tulungagung, Jawa Timur. (Antara/Destian Sujarwoko)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Madu dikenal memiliki sederet manfaat bagi kesehatan, itu sebabnya minuman yang dihasilkan lebah ini banyak diburu orang. Salah satu varian yang mungkin belum Anda kenal adalah madu lanceng.

Ya, sesuai namanya madu ini dihasilkan oleh lebah lanceng (Apis trigona) yang tidak memiliki sengat. Belakangan madu ini banyak dibudidayakan di berbagai daerah harganya yang relatif lebih tinggi yakni mencapai Rp500 ribu per liter.

Mengapa madu kanceng harganya lebih mahal? Ini karena kualitasnya, terutama kandungan fruktosa dan glukosanya lebih tinggi dibanding jenis madu  lainnya. Madu lanceng disebut tersusun dari beberapa molekul gula, mineral, vitamin, protein dan asam amino dan diyakini dapat menurunkan tekanan darah tinggi, mengatasi diabetes, antikanker, meningkatkan kinerja otak dan lain sebagainya. Rutin mengonsumsi madu lanceng juga dipercaya meningkatkan daya tahan dan membuat awet muda.

Hal lain yang membuat harga madu lanceng lebih mahal adalah karena produksi yang terbatas. Produksi madu lanceng sangat sedikit, baik secara keseluruhan maupun per koloni. Sebagai perbandingan,  Apis mellifera (lebah madu) mampu menghasilkan sekitar 10 kilogram madu per koloni  tiap tahun, sementara Apis trigona hanya 1-2 kilogram per koloni tiap tahun.

Namun kini banyak petani yang sudah mahir memperbanyak bibit lanceng yang dapat dicari di hutan-hutan sekitar tempat tinggalnya. Dengan memecah koloni yang sudah besar. Kotak-kotak klanceng yang dibuat dari potongan bambu, potongan kayu yang dilubangi, atau akar pohon yang besar dan berlubang. Semuanya dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan lubang-lubang alamiah kayu/bambu di hutan yang disukai lebah lanceng.

Untuk pemanenan madunya, hingga kini masih banyak kesulitan dan hingga kini belum ada cara yang praktis serta higienis. (Antara)



BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI