Minimnya ruang terbuka hijau akibat dampak pembangunan di Jakarta memicu berbagai masalah seperti polusi, penurunan air tanah, dan banjir yang tak habis-habisnya menyerang ibukota. Berangkat dari rasa prihatin atas kondisi ini, tujuh orang pemuda peduli lingkungan mendirikan suatu wadah bernama Transformasi Hijau pada Mei 2010 silam.
Hendra Aquan, salah satu inisiator komunitas ini mengatakan, sudah saatnya generasi muda memberi perubahan di bidang lingkungan dengan turut serta menghijaukan Jakarta.
"Banyak orang merasa bahwa Jakarta sangat panas, ya memang karena tidak ada lagi ruang terbuka hijau yang kini tergusur dan digantikan hutan beton. Padahal ruang terbuka hijau itulah yang memberi efek sejuk untuk daerah sekitarnya," ujar Hendra kepada suara.com belum lama ini.
Hendra menjelaskan, dari 30 persen lahan ruang terbuka hijau yang diamanatkan undang-undang dalam kenyataannya, ruang terbuka hijau yang ada di Ibukota hanya 9,6 persen dari total luas kota Jakarta. Angka ini, hanya sepertiga yang disyaratkan.
Tak hanya berdampak pada kondisi udara yang dirasakan warga Jakarta, minimnya ruang terbuka hijau, lanjut Hendra, juga mempengaruhi jumlah spesies flora dan fauna khas Indonesia. Sehingga, pengetahuan anak-anak dan masyarakat Ibukota mengenai kekayaan flora dan fauna pun sangat rendah.
"Jenis burung di Indonesia itu sangat kaya ragamnya. Beberapa di antaranya bahkan tinggal di ruang-ruang terbuka hijau, tapi dengan semakin minimnya ruang terbuka hijau mereka pun terancam punah karena tempat tinggalnya digantikan oleh jalan raya dan gedung bertingkat," tambah dia.
Oleh karena itulah, Trashi, begitu Transformasi Hijau sering disebut, getol melakukan edukasi kepada masyatakat ibukota untuk pentingnya menjaga kelestarian ruang terbuka hijau. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan yang bersifat membangun kepedulian masyarakat atas keberadaan ruang-ruang terbuka hijau yang masih tersisa di Jakarta.
"Kami mencoba mengajak masyarakat untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau. Mengajak agar mereka memiliki rasa ketergantungan dengan alam karena fungsinya yang sebagian besar berdampak langsung pada kehidupan mereka. Kalau sudah merasa butuh maka kepedulian akan pentingnya menjaga lingkungan akan lebih gampang terasah," ujar Hendra.
Bersama 'Tranformasi Hijau' Mereka Merawat Jakarta yang Hijau
Sabtu, 21 Mei 2016 | 14:57 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Broto Wijayanto, Inspirator di Balik Inklusivitas Komunitas Bawayang
27 November 2024 | 16:51 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 13:29 WIB
Lifestyle | 13:20 WIB
Lifestyle | 13:06 WIB
Lifestyle | 12:25 WIB
Lifestyle | 12:19 WIB