Kiat Menyiapkan Biaya Pendidikan Sejak Dini

Minggu, 15 Mei 2016 | 16:17 WIB
Kiat Menyiapkan Biaya Pendidikan Sejak Dini
Ilustrasi biaya pendidikan (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Biaya pendidikan yang semakin mahal menjadi momok tersendiri bagi para orang tua. Namun hal itu bisa diatasi dengan persiapan keuangan sejak dini agar masa depan anak tak terkorbankan.

Perencana Keuangan, Ligwina Hananto menyarankan agar para orangtua menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini. Bahkan ketika sang anak masih dalam kandungan, biaya pendidikan sudah perlu dipersiapkan secara matang.

"Memastikan anak memperoleh pendidikan terbaik merupakan tugas dan kewajiban orangtua. Sebagai langkah awal, seorang ibu harus merencanakannya dengan cermat sejak dini agar masalah dana tidak menjadi kendala yang menghalangi langkah anak dalam menggapai cita-citanya kelak," ujar Ligwina di sela-sela temu media 'Nutrilon Royal: One Steap Ahead Mum' di Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Perencanaan keuangan yang matang untuk biaya pendidikan, menurut Ligwina akan lebih baik jika difokuskan untuk biaya pangkal masuk sekolah yang biasanya bernilai paling besar dibanding biaya lainnya.

"Dana pendidikan kan biasanya meliputi uang formulir, uang pangkal, uang bulanan, seragam, buku, ekstrakurikuler, uang saku, uang jemputan. Tapi yang harus kita hitung uang pangkal untuk masuk SD-SMA, sedangkan biaya kuliah baru dipikirkan full dari uang masuk kuliah sampai lulus," imbuhnya.

Selain itu saat merencanakan, penting bagi orangtua untuk menentukan angka biaya yang harus dikeluarkan. Dengan angka yang jelas, orangtua bisa mengetahui cara yang tepat untuk memenuhi target dana pendidikan tersebut.

"Misalnya anak ingin jadi insinyur, walau itu masih rencana dan anak masih kecil, orangtua harus hitung berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk kuliah di bidang dan perguruan tinggi yang ditargetkan dan nilai prediksi untuk beberapa tahun ke depan ketika anak akan masuk kuliah. Kalau pada akhirnya anak nggak jadi kuliah di bidang itu, uangnya tetap ada," tambah Ligwina.

Menyoal sumber dana perencanaan pendidikan, ia menyebut bisa diambil dari penghasilan yang disisihkan untuk ditabung jika kebutuhannya dalam jangka waktu yang minim. Namun jika target pengumpulan dana diatas lima tahun, investasi bisa menjadi cara yang tepat meski cukup berisiko.

"Instrumen produk investasi yang aman nggak ada, pasti ada konsekuensi. Produk tabungan pun nggak aman karena nilainya nggak mengikuti inflasi. Sehingga kalau mau nabung jumlahnya harus banyak, sekitar 80-90 persen dari penghasilan. Kalau memilih investasi pengetahuan kita harus lebih tinggi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI