Suara.com - Mencukur rambut kemaluan tak hanya dianjurkan dalam ajaran golongan tertentu. Menurut penelitian, rambut kemaluan yang rutin dicukur dapat mencegah pemiliknya dari risiko tumbuhnya bakteri atau jamur yang menyebabkan berbagai masalah di organ intim.
Anjuran yang sama disampaikan dr Dewi Inong SpKK dari RS Permata Cibubur. Tak hanya mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur, ia mengatakan bahwa mencukur rambut kemaluan secara teratur juga dapat mencegah bau tak sedap yang kerap mengganggu keintiman pasangan.
"Dalam ilmu medis, kelenjar apokrin pemicu bau tak sedap terdapat di ketiak dan organ kemaluan yang muncul ketika seseorang akil baligh (dewasa). Bedanya pada perempuan kelenjar ini akan hilang saat menopause, sedangkan pada lelaki tetap ada sampai meninggal dunia," ujar Inong pada konferensi pers #HalalituSehat yang digagas brand Marina di Jakarta, Selasa (3/5/2016).
Lalu, kapan waktu yang tepat untuk mencukur rambut kemaluan? Inong mengatakan idealnya dilakukan 40 hari sekali. Namun pada perempuan, ia menganjurkan untuk mencukur rambut kemaluan saat hari pertama periode haid.
"Sehingga darah haid tidak nempel di rambut-rambut kemaluan," ujarnya.
Menyoal bagaimana proses mencukurnya, Inong menyebut cara apapun bisa dilakukan tergantung tipe kulit seseorang. Pada mereka yang memiliki kulit sensitif ia menganjurkan agar tidak mencabut secara langsung, karena bisa memicu iritasi atau bisul.
"Lebih aman dengan digunting saja atau pakai alat pencukur sesuai arah tumbuhnya rambut. Kalau ingin waxing pastikan bahan yang digunakan aman agar tidak menimbulkan masalah lain," pungkas Inong.