Ini Kawasan yang Melegalkan Prostitusi di Belanda

Selasa, 03 Mei 2016 | 19:35 WIB
Ini Kawasan yang Melegalkan Prostitusi di Belanda
Red Light District, salah satu kawasan yang berada di kota Amsterdam, De Wallen. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belanda memang terkenal dengan Kawasan Lampu Merah atau Red Light District, salah satunya yang berada di kota Amsterdam, De Wallen. Sebuah kawasan yang melegalkan prostitusi, ganja dan segala hal tentangnya.

Jika berkunjung ke jantung Red Light District De Wallen, tepatnya di Oudekerksplein atau Gereja Old Square, Anda akan melihat pemandangan patung seorang perempuan berdiri dan hanya mengenakan pakaian dalam.

Patung yang terbuat dari perunggu ini diberi nama Belle, di mana patung ini adalah patung pertama di dunia yang didedikasikan untuk para pekerja seks.

Ya, negara Kincir Angin ini memang salah satu dari sedikit negara di dunia, dimana prostitusi legal dan diatur oleh negara. Bahkan, para pekerja seks diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur dengan biaya pemerintah, dan pemilik rumah bordil harus memperoleh sertifikat kesehatan sebelum mereka menyewakan kamar mereka.

Di Amsterdam, De Wallen adalah yang terbesar dan yang paling terkenal sebagai kawasan Lampu Merah. Ketika Anda datang ke kawasan ini, prostitusi dapat dengan mudah Anda temui.

Patung Belle yang berada di De Wallen, Amsterdam ini merupakan patung pertama di dunia yang didedikasikan untuk para pekerja seks. (Ok.Lviv/Panoramio)

De Wallen bercirikan jalan seperti lorong-lorong, dimana total ada sekitar 301 kamar yang disewakan oleh pelacur yang menawarkan layanan seks mereka dari balik jendela atau pintu kaca, yang biasanya diterangi dengan lampu merah.

Mereka yang memajang diri di etalase kaca ini dikenal sebagai "kamers", dan inilah menjadi ciri khas pekerja seks di Red Light District di Amsterdam dan merupakan daya tarik wisata terbesar.

Jadi, tak heran jika pekerja seks di sini sampai dibuatkan monumen bukan? Ide membuat patung Belle sendiri datang dari Mariska Majoor, pendiri Pusat Informasi Prostitusi, yang juga mantan pekerja seks.

Mariska berusia enam belas tahun ketika ditarik ke dunia prostitusi. Pada usia itu, dia tidak berpikir bahwa menjadi seorang penjaja seks adalah pekerjaan yang merendahkan. Dia melihatnya sebagai pekerjaan yang menyenangkan dengan penghasilan tinggi.

Di dekat patung Belle ada  relief perunggu berbentuk tangan yang sedang membelai payudara perempuan. (Stacey/Wikimedia)

Dia lantas menyadari bahwa ternyata seluruh dunia tidak melihat prostitusi sebagai sesuatu yang "normal". Pada 1994, Mariska berhenti bekerja sebagai pelacur dan membuka Pusat Informasi Prostitusi untuk mendidik masyarakat tentang pekerjaan seks dengan tujuan untuk mengurangi stigma yang dihadapi oleh pekerja seks.

Saat ini, organisasi buatan Marisa tersebut berkembang menjadi salah satu tujuan tur di Red Light District bagi wisatawan dan mahasiswa dan dia pun melakukan seminar, serta presentasi slide tentang prostitusi dan isu-isu lain yang terkait dengan pekerja seks.

Pada 2007, ia menugaskan seniman pematung Els Rijerse untuk membuat Belle, untuk menunjukkan rasa hormat kepada jutaan perempuan di seluruh dunia yang mencari nafkah melalui prostitusi.

Patung ini diresmikan untuk umum dalam acara Red Light District 2nd Annual Open Day. Di patung Belle, ada sebuah tulisan yang berbunyi "Hormatilah pekerja seks di seluruh dunia".

Tak hanya itu, di dekat Belle berdiri ada pula  relief perunggu yang berbentuk tangan yang sedang membelai payudara perempuan. Patung ini dibuat di batu pada Februari 1993 oleh seorang seniman yang tak diketahui namanya. (Amusing Planet)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI