Si Dia Bersikap Kasar? Ini Cara Menanganinya

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 01 Mei 2016 | 14:43 WIB
Si Dia Bersikap Kasar? Ini Cara Menanganinya
Ilustrasi pasangan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang yang disalahpahami sebagai memiliki sifat kasar karena sikap mereka yang tegas. Ya, sikap yang tegas dan teguh adalah hal yang baik. Dan ini juga berlaku dalam sebuah hubungan.

Jika kekasih Anda adalah seseorang yang suka bicara terus terang, maka Anda tidak perlu terlalu khawatir. Tapi, Anda perlu tahu untuk bisa membedakan sikap yang tegas atau kasar.

Karena berbeda dengan sikap tegas, sikap kasar  mungkin bisa membuat Anda terluka karenanya. Nah, jika Anda ragu apakah akan menghadapi sikap kasar atau mundur, maka hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah menganalisa kekasih Anda lebih teliti.

Beberapa orang bersikap kasar karena ingin mendominasi orang lain. Tapi ada juga yang hanya ingin melindungi perasaan halus mereka. Berikut kiat menghadapi kekasih yang suka bersikap kasar.

1. Apakah ini benar sifatnya?
Orang yang haus kekuasaan dapat bersikap merugikan orang lain. Jika pacar Anda mencoba untuk menjadi mitra dominan dengan kekasarannya maka Anda layak mengevaluasi hubungan Anda, karena bisa saja Anda terjebak di tempat yang tidak sehat. Tetapi jika kekasarannya hanya sebagai 'perlindungan' dia tidak akan pernah bersikap yang menyakitkan Anda.

2. Bersikaplah lebih lembut dan lihat hasilnya
Banyak orang, khsususnya perempuan, bersikap kasar hanya karena ingin diperhatikan. Jadi coba tunjukkan rasa sayang Anda, dan lihat hasilnya. Jika ia mengakhiri sikap kasarnya, maka dia hanya butuh perhatiannya. Namun jika sikap kasarnya tak juga berakhir, maka Anda layak mengevaluasi hubungan.

3. Apakah dia bersikap kekanak-kanakan
Biasanya orang yang egois sangat peduli dengan citra mereka dan tak mempedulikan orang lain. Jadi saat berdua, coba perhatikan sikapnya, apakah dia bersikap kekanak-kanakan hanya sebagai selimut, maka hubungan bisa dilanjutkan.  Tapi jika Anda merasa itu adalah yang sesungguhnya, maka Anda jangan membiarkan diri terjebak di dalamnya.

4. Lihat bagaimana ia berargumentasi
Orang yang haus kekuasaan tak ingin kalah dalam berargumentasi. Jadi perhatikan apakah argumennya  memang mendukung tujuannya, atau dia hanya ingin dianggap paling benar?

5. Apakah dia mudah memaafkan?
Ya, orang yang mudah memaafkan, bahkan setelah dia marah adalah orang yang nyaman untuk sebuah hubungan. Jika dia selalu memanfaatkan kesalahan Anda untuk menyerang, maka sudah saatnya Anda mengevaluasi hubungan.

6. Apakah dia selalu menyalahkan?
Jika si dia selalu menyalahkan Anda, selalu membuat Anda merasa bersalah, atau mencoba mengontrol Anda maka ini cukup menjadi alasan untuk mengakhiri hubungan.

7. Jika dia selalu meragukan Anda
Seorang yang hasu kekuasaan akan memperlakukan pasangannya sebagai 'budak'. Jadi, jika ia selalu minta dilayani maka ini juga bisa menjadi alasan untuk mengevalusai hubungan. (boldsky.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI