Suara.com - Indonesia mengikuti festival kopi yang berlangsung pada 22-24 April 2016 di Helsinki, Finlandia karena negara itu merupakan salah satu peminum kopi terbesar di dunia.
Partisipasi Indonesia ini terlaksana atas kerja sama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Helsinki dan KBRI Kopenhagen dan sejumlah perusahaan Indonesia antara lain Javanusa, Hensco, ArtCoffee, Kopi Kamu, Kapal Api dan importir kacang mete Indonesia dari Denmark (Kragh), kata Konselor Ekonomi KBRI Helsinki Yana Rudiyana di London, Senin (25/4/2016).
Dubes RI di Helsinki Wiwiek Setyawati Firman mengatakan meskipun jumlah penduduk Finlandia hanya 5,4 juta jiwa namun termasuk salah satu negara peminum kopi per kapita terbesar di dunia dengan konsumsi kopi kira-kira sebesar 11-12 kg per kapita per tahun.
Beberapa produk kopi reguler Indonesia sudah masuk dalam pasar Finlandia melalui perusahaan supplier kopi terbesar di Finlandia, Robert Paulig dengan merek Jawa Blawan Indonesia, dan Johan & Nystrm Oy dengan kopi Gayo Sumatera.
Dukungan penuh pemerintah, pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan dalam upaya promosi kopi Indonesia, katanya.
Ia berharap berbagai jenis kopi Indonesia dapat lebih memasuki pasar Finlandia dan negara-negara Eropa pada umumnya.
Untuk itu diperlukan pengenalan kopi Indonesia terhadap masyarakat setempat secara berkesinambungan, katanya.
Stan kopi Indonesia pada festival itu ramai dikunjungi pengunjung dan tidak kalah dengan stan perusahaan besar kopi di Finlandia, seperti Paulig, Johan & Nystrom, Fazer, Kaffa dan perusahaan besar lainnya.
Indonesia menampilkan delapan jenis kopi yaitu kopi Bali, kopi Blawan, kopi luwak, kopi Flores, kopi Toraja, kopi Pasundan, kopi Papandayan, dan kopi Gayo dan memberikan kesempatan kepada pengunjung mencicipinya.
Pengunjung tertarik saat dilakukan demo pembuatan kopi tubruk dan kopi talua (kopi telur) yang selama ini belum dikenal.
Hens Co yang membawa produk kopi luwak Rollas banyak mendapat pertanyaan dari pengunjung mengenai proses pembuatan kopi yang melibatkan hewan luwak tersebut.
Beberapa bungkus kopi luwak yang tidak bisa dibilang murah itu pun habis terjual. (Antara)