Nadine Zamira Sjarief, Putri yang Mewakafkan Hidupnya Untuk Alam

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 14 April 2016 | 09:14 WIB
Nadine Zamira Sjarief, Putri yang Mewakafkan Hidupnya Untuk Alam
Nadine Zamira Sjarief. (suara.com/Nadine Zamira Sjarief)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebagai orang yang mewakili Indonesia dalam kontes Miss Earth, ia ingin memainkan peran sebagai manusia Indonesia yang peduli pada lingkungan. Ia berusaha sebisa mungkin mewujudkan kepeduliannya pada lingkungan dalam gaya hidup kesehariannya maupun pekerjaannya.

Dan ia merasa beruntung mendapat kepercayaan dari berbagai kalangan masyarakat menjadi narasumber, public speaker, dan motivator untuk isu-isu lingkungan.

"Kalau tidak sedang sibuk menangani LeafPlus, konsultan komunikasi lingkungan yang saya dirikan, saya bisa ditemui seliweran di berbagai gerakan dan kampanye lingkungan publik," ujar Nadine yang bersama sejumlah komunitas berhasil mendorong pemerintah menggolkan kebijakan kantung plastik berbayar ini.

Namun dalam mengampanyekan gerakan cinta lingkungan, Nadine tak ingin terlalu ekstrem. Ia ingin mencari cara jalan tengah, di mana orang masih merasa nyaman sementara alam tak terlalu banyak menanggung beban. Ia melihat masih ada gap yang harus dirubuhkan.

"Makin banyak orang yang tahu bahwa alam dalam kondisi bahaya, tapi mereka masih bingung apa aksi yang harus dilakukan. Saya mencoba menjembatani ini," ujar perempuan yang akan segera mendalami ilmu Manajemen Lingkungan di Yale University ini.

Padahal menurutnya, pelestarian lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti misalnya dari pemilihan benda-benda yang kita konsumsi sehari-hari. Kalangan menengah, ujarnya, memiliki posisi yang sangat kuat.

"Jika mereka mau memilih benda-benda yang diproduksi secara ramah lingkungan, ini akan menjadi tekanan yang kuat bagi para pengusaha untuk berubah," ujar perempuan yang suka melakukan wisata alam ini.

Dan jika kalangan menengah ini satu kata, menurutnya, maka akan lebih mudah bagi gerakan pelestarian lingkungan untuk menyentuh masyarakat yang lebih luas. Ia melihat saat ini, makin tumbuh sense of urgency untuk melakukan perubahan radikal dalam cara bernegara, berbisnis, maupun melangsungkan kehidupan sehari-hari.

"Fakta menunjukkan pola-pola lama telah menghasilkan kerusakan lingkungan yang hebat dan mengancam kehidupan manusia sendiri. Saya rasa, mayoritas orang sudah mengetahui hal ini, tapi apakah artinya mereka mau berubah? Itu lain ceritanya," ujarnya gemas.

Dalam konteks Indonesia yang menjadi concern adalah kecenderungan kita untuk mengikuti jalur pembangunan ala barat yang sudah terbukti tidak berkelanjutan dan mengorbankan lingkungan. Padahal menurutnya, kita bisa memotong jalur ini dan mencoba mencari jalan sendiri sebelum semua terlanjur rusak.

Nadine saat menghadiri pameran sumber energi terbarukan. (Dok. Nadine Zamira Sjarief)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI