Studi: Perokok Sulit Dapat Pekerjaan di AS

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 12 April 2016 | 09:58 WIB
Studi: Perokok Sulit Dapat Pekerjaan di AS
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perokok memiliki peluang lebih kecil untuk memperoleh pekerjaan di Amerika Serikat dan ketika mendapatkannya, mereka memperoleh penghasilan yang lebih sedikit ketimbang orang yang bukan perokok.

"Bahaya kesehatan akibat merokok telah dilaporkan selama berabad-abad," kata Judith Prochaska, Asisten Profesor di Stanford University, memimpin satu studi tersebut seperti dilansir Xinhua.

Ia mengungkapkan bahwa merokok bisa membuat perokok mengeluarkan lebih banyak uang ketimbang orang yang tidak merokok.

"Dan studi kami di sini memberi pandangan yang mendalam mengenai bahaya finansial dari merokok, baik dalam hak keberhasilan untuk memperoleh pekerjaan kembali maupun upah yang lebih rendah," imbuh Judith.

Berbagai studi sebelumnya telah memperlihatkan hubungan antara merokok dan pengangguran di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, tidak jelas apakah merokok adalah penyebab atau akibat dari pengangguran.

Di dalam studi baru tersebut, Prochaska dan timnya meneliti 131 perokok yang menganggur dan 120 orang yang bukan perokok dan menganggur pada awal studi. Perkembangan mereka diikuti sampai enam hingga 12 bulan kemudian.

Hasil studi menunjukkan bahwa selamaa 12 bulan, hanya 27 persen perokok mendapatkan pekerjanaan, dibandingkan dengan 56 persen orang yang bukan perokok. Dan di antara mereka yang mendapatkan pekerjaan dalam 12 bulan, perokok mendapat penghasilan rata-rata lima dolar lebih sedikit per jam dibandingkan dengan bukan perokok.

Prochaska mengatakan perokok dan bukan perokok berbeda dalam sejumlah kondisi penting selain apakah mereka mereokok.

Perokok, misalnya, secara rata-rata lebih muda, berpendikan lebih rendah dan berada dalam kondisi kesehatan yang lebih jelek dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan perbedaan semacam itu mungkin mempengaruhi kemampuan pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan, kata wanita ilmuwan itu.

Setelah memantau variabel tersebut dan yang lain, mereka mendapati perokok masih menghadapi ketidak-beruntungan yang besar.

Hasil studi juga menunjukkan bahwa angka perokok yang memperoleh pekerjaan kembali ialah 24 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak merokok setelah 12 bulan.

"Kami mendapati bahwa perokok menghadapi kesulitan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan orang yang bukan perokok," kata Prochaska.


 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI