Suara.com - Pernahkah Anda mendengar anggapan bahwa apa yang Anda konsumsi merupakan jendela diri Anda? Ternyata hal ini dibenarkan melalui sebuah ilmu pengobatan kuno asal India, yakni Aryuveda.
Disampaikan pakar Aryuveda di Indonesia, Maya Safira Muchtar, makanan merupakan penentu apa yang dirasakan oleh tubuh. Menurutnya, beberapa makanan bisa membuat orang bahagia, dan sebaliknya, beberapa makanan juga dapat membuat orang menjadi malas dan kurang bergairah.
"Makanan itu ada yang sifatnya membawa ketenangan, ada yang membuat tubuh bergerak dinamis, ada pula yang justru membuat malas," ujar Maya, dalam temu media YoGFest 2016 di Taman Suropati, Menteng, Jakarta, Minggu (10/4/2016).
Maya mencontohkan terasi dan beberapa makanan yang diawetkan, yang cenderung membuat tubuh menjadi malas. Padahal, seperti diketahui, terasi merupakan salah satu bumbu masak yang kerap digunakan untuk membuat berbagai menu makanan.
"Mengonsumsi makanan yang mengandung terasi atau bahan yang diawetkan, pada gilirannya membuat otak tumpul. Sedangkan makanan terlalu pedas akan membuat tubuh kepanasan dan cepat lelah," imbuhnya.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk memilih makanan yang segar dan tak mengandung bahan pengawet, agar tubuh dapat bergerak dinamis dan otak bekerja maksimal. Ia juga menegaskan bahwa dalam ajaran Aryuveda, tubuh sebenarnya tak membutuhkan obat, asal seseorang menjaga pola makannya sesuai dengan tipe tubuh dan secara teratur.
"Aryuveda percaya, (bahwa) ketika sakit, obat secanggih apa pun nggak akan mempan kalau pola makan berantakan. Sebaliknya, kalau pola makan bagus, kita nggak perlu obat," tandasnya.