Museum Ini Pamerkan Beragam Jenis Tinja, Mau Mampir?

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 06 April 2016 | 19:15 WIB
Museum Ini Pamerkan Beragam Jenis Tinja, Mau Mampir?
Ilustrasi toilet dan tisu toilet. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kita sudah pernah mendengar soal berbagai macam museum di dunia yang menyimpan koleksi-koleksi teraneh. Sebut saja, ada museum yang menyimpan koleksi rambut, toilet, alat bantu seks, sampai museum yang memamerkan alat-alat penyiksaan dari masa ke masa.

Tapi, museum yang ada di Isle of Wight, sebuah pulau di Inggris ini, menyuguhkan sesuatu yang baru, juga bau. Betapa tidak, museum ini memamerkan bermacam koleksi kotoran, dari tinja hewan sampai tinja manusia.

Museum unik ini berlokasi di kebun binatang Isle of Wight. Jenis tinja yang dipamerkan pun tentu sudah bisa ditebak, dari hewan seperti rusa, meerkat, sampai singa. Namun, ada juga tinja bayi manusia.

Museum tinja ini dibangun atas prakarsa anggota komunitas seniman Eccleston George.

"Tinja ada di sekitar kita dan di dalam tubuh kita, namun kita mengabaikannya," kata salah satu kurator Museum Tinja, Daniel Roberts.

Lalu, Anda pasti bertanya-tanya, bagaimana cara mereka memamerkan tinja-tinja beraroma khas tersebut. Jangan khawatir tak betah di dalam museum ini, karena mereka sudah menemukan cara untuk menyuguhkannya kepada pengunjung tanpa mengganggu kenyamanan.

Mereka mencetak tinja-tinja tersebut di dalam bola-bola resin bening dan transparan. Sebelumnya, tinja-tinja tersebut dikeringkan terlebih dahulu. Sampel-sampel tinja mereka peroleh dari seluruh dunia, termasuk sumbangan dari Kebun Binatang Isle of Wight dan Museum Dinosaur Isle.

Selain tinja "segar", ada pula beberapa tinja yang sudah menjadi fosil (coprolites) dan berusia 140 juta tahun. Salah satu yang terbilang unik adalah tinja burung hantu coklat yang berisi tulang dan gigi dari hewan yang dimangsanya.

Museum ini juga mengangkat isu soal rendahnya kualitas sanitasi di negara-negara berkembang.

Nigel George, salah satu kurator museum, mengatakan pihaknya ingin mengikis kebiasaan di masyarakat yang tabu membicarakan soal tinja.

"Tapi, bagi sebagian besar dari kita, di bawah semua hal menjijikan dan tabu itu, kami masih tertarik dengan itu," kata George.

Sebelum dipamerkan, pihak museum mengelola tinja-tinja tersebut menggunakan mesin pengering khusus. Kotoran serangga bisa dikeringkan hanya dalam waktu sekitar satu jam, sementara butuh waktu satu malam untuk mengeringkan kotoran singa. (BBC)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI