Melancong ke Mentawai, Tak Hanya Berselancar Loh!

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 06 April 2016 | 12:51 WIB
Melancong ke Mentawai, Tak Hanya Berselancar Loh!
Wisatawan sedang asyik berselancar di Kepulauan Mentawai. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa yang terlintas dalam benak jika ditanya tentang pariwisata Kepulauan Mentawai? Mungkin banyak dari kita yang tak tahu. Padahal daerah otonom di Sumatera Barat ini sudah lama mashyur di kalangan pencinta selancar dunia. Ombak yang besar Samudera Indonesia menjadi salah satu magnetnya, selain alam yang masih perawan.

"Mentawai sudah lama dikenal internasional sebagai tujuan wisata kelas dunia," ujar Arief Yahya.

Ucapan Menpar bukanlah isapan jempol. Pada tahun 2013, saluran berita Amerika Serikat Cable News Network (CNN) menempatkan Mentawai di posisi 10 dari 50 tempat selancar terbaik di dunia. Setiap tahun, tak kurang dari 7000 wisatawan asing yang berkunjung ke Mentawai.

Dilansir dari laman resmi CNN, lokasi "Lances Right" di Kecamatan Sipora Selatan menjadi titik idola para peselancar internasional. Bahkan media yang berpusat di Atlanta, Georgia itu menyebut, "Lances Right" sebagai kesempurnaan.

"Airnya hangat dengan pergerakan gelombang yang konsisten, dengan teluk yang sejajar dengan pohon palem, ditambah ombak-ombak kelas dunia lain di dekatnya. Tidak heran, tempat ini disebut kesempurnaan oleh para peselancar," tulis CNN.

Belum puas? Portal gaya hidup khusus lelaki yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat, craveonline.com pada pertengahan 2013 menilai Mentawai sebagai satu dari lima lokasi selancar terbaik di dunia.

Fakta-fakta inilah yang membuat Pemprov Sumatera Barat menempatkan selancar sebagai ujung tombak wisata Kabupaten Kepulauan Mentawai. Tak heran, kompetisi selancar internasional pun menjadi suguhan utama Festival Pesona Mentawai 2016 yang diagendakan digelar pada 19-24 April 2016.

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet mengatakan, perlombaan itu akan diikuti oleh 64 peselancar dari Australia, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Brasil, Jepang, Fiji dan Filipina.

Kegiatan itu akan dilaksanakan di Lances Right, titik selancar paling terkenal dari sekitar 70 titik (spot) selancar di Mentawai, dan akan diiringi dengan berbagai acara lain seperti pertunjukan budaya masyarakat Mentawai, antara lain prosesi pengusiran roh jahat, ritual "Sabulungan", penampilan kesenian tradisional, pelestarian terumbu karang dan mangrove, serta pameran industri kreatif.

Sayang, tingginya minat untuk berselancar dari wisatawan internasional tidak serta merta mengangkat kesejahteraan masyarakat Mentawai. Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengungkapkan bahwa angka kemiskinan masyarakat Mentawai masih tinggi, yakni 14,6 persen.

Belum lagi jika bicara ketersediaan air bersih. Saat ini tercatat 4.000 unit rumah kurang layak. Penularan penyakit malaria dan kurang gizi menjadi masalah lainnya. Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah salah satu dari tiga kabupaten tertinggal di Sumbar.

Untuk itu, Pemkab setempat kini terus berupaya agar geliat pariwisata ini juga membawa berkah bagi penduduk setempat. Salah satunya adalah dengan menarik restribusi bagi setiap pengunjung.  

"Melalui regulasi, kami ingin memberikan pelayanan maksimal kepada para peselancar serta kenyamanan yang merupakan komponen penting mengembangkan pariwisata Mentawai," tutur Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet.

Besaran retribusi tersebut adalah Rp1 juta perwisatawan asing, disediakan dalam bentuk tiket berlaku hingga 15 hari. Dengan kunjungan peselancar rata-rata 7.000 orang per tahun, lanjut Yudas, daerahnya bisa mendapatkan retribusi sekitar Rp7 miliar. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI