Suara.com - Rumah desain Marks and Spencer menciptakan pakaian renang muslimah bernama Burkini. Berbeda dengan pakaian renang yang mengumbar tubuh, Burkini didesain serba tertutup, termasuk hijab. Namun, Burkini yang didesain oleh seorang perancang busana muslimah tersebut menuai protes, salah satunya dari rumah bridal sohor asal Paris Yves Saint Laurent.
"Saya tersinggung. Seorang desainer mestinya tak mengait-ngaitkan rancangannya dengan fesyen Islami," kata Saint Laurent seperti dikutip laman Metro.
"Desainer harusnya membuat seorang perempuan terlihat lebih cantik, memberikan mereka kebebasan, tak mengitkan dengan kediktatoran yang membuat perempuan menjalani kehidupannya dengan tersembunyi," lanjut Pierre Berg, pendiri rumah fesyen Yves Saint Laurent.
Protes Berge sempat dikecam publik. Seperti diketahui, rumah bridalnya memiliki koleksi busana muslimah bagi negara di Afrika Selatan.
Protes muncul tak lama setelah Perdana Menteri Prancis Laurence Rossignol membandingkan perempuan muslim dengan perbudakan kaum negro di masa lalu.
"Ketika sebuah perusahaan menginvestasikan dana untuk fesyen Islami, mereka justru melalaikan tanggung jawab dengan mempromosikan tubuh perempuan yang dikurung," kata Laurence kala itu.
Belakangan, Laurence menyatakan permintaan maafnya karena menyebut negro dalam protesnya. (Metro)