Suara.com - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, sejarah adalah bahasan yang menjemukan. Masa lalu yang langka, berdebu lagi usang. Bahkan, di kalangan pelajar, sejarah merupakan pelajaran yang paling membosankan yang sering membuat ngantuk dan dianggap memiliki masa depan suram.
Tak ayal, sejarah menjadi pilihan paling akhir dari sekian banyak jurusan di banyak perguruan tinggi di Tanah Air.
Kenyataan pahit itulah yang melandasi berdirinya Komunitas Historia Indonesia belasan tahun lalu, tepatnya pada 22 Maret 2003. Komunitas yang diprakarsai Asep Kambali ini menyimpan misi untuk mengubah sejarah dan budaya menjadi sesuatu yang tidak saja unik, tetapi juga menarik dan bermanfaat karena menghasilkan nilai tambah yang mendidik sekaligus menghibur.
Dengan meracik unsur-unsur rekreasi edukasi dan hiburan, KHI berhasil mengemas dan mengantarkan sejarah dan budaya kepada masyarakat dalam berbagai cara dan bentuk seperti yang sudah berjalan yakni program-program unggulan seperti Wisata Malam Kota Tua, Night at The Museum plus Menginap di Museum, Historical Islands Adventure, Chinatown Journey.
"Hasilnya telah mampu mengerahkan ratusan bahkan ribuan peserta dalam setiap kegiatannya baik dari dalam maupun luar negeri," ujar Asep, di sela perayaan 13 tahun KHI, di Jakarta, Sabtu (2/4/2016).
Kini di usianya yang ke-13, KHI mengemas program Jelajah Sejarah Indonesia (Indonesia Heritage Trails/IHT) sebagai bentuk "soft power" meningkatkan nasionalisme melalui pemahaman sejarah dalam masyarakat.
Program IHT sengaja diluncurkan bersamaan dengan syukuran HUT KHI yang ke-13 pada 2 April 2016, sebagai bentuk pernyataan kesanggupan untuk terus berkontribusi dalam membangun bangsa melalui pemahaman sejarah dan budaya sebagai salah satu komponen "soft power" pertahanan nasional.
"IHT merupakan terobosan KHI dalam mempopulerkan sejarah dan budaya melalui pariwisata yang saat ini belum dikenal luas oleh masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, upaya untuk menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme melalui pemahaman sejarah dan budaya bangsa senantiasa melandasi gerakan KHI hingga saat ini secara fundamental.
"Pada 12 Februari 2016, KHI menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan program pemerintah gerakan semangat membela negara. Kami percaya, bahwa generasi muda dan kesadaran sejarah adalah komponen 'soft power' yang akan memperkuat dan mendorong kemajuan bangsa," ujar Asep. (Antara)
Bersama KHI, Sejarah Bukan Lagi Benda Menjemukan
Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 02 April 2016 | 15:05 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Menjelajahi Pafikotasingkawang.org: Komitmen terhadap Pengembangan Komunitas dan Pelestarian Budaya
13 November 2024 | 19:59 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI