Membawa Kopi Premium Indonesia ke Panggung Dunia

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 31 Maret 2016 | 07:00 WIB
Membawa Kopi Premium Indonesia ke Panggung Dunia
Ilustrasi kopi Nusantara. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Untuk mempertahankan kualitas kopi yang dipasarkannya, laki-laki asal Korea Selatan yang juga berprofesi sebagai "roaster" atau pemanggang kopi ini turun langsung ke kebun-kebun kopi dan bekerja sama dengan para petani.

Sejak dibuka pada 2013, Tanamera Coffee telah menjalin kerja sama penjualan langsung (direct trading) dengan enam petani kopi lokal yang tersebar di daerah Gayo (Aceh), Flores (Nusa Tenggara Timur), Toraja (Sulawesi Selatan), dan Jawa Barat.

Tanamera juga berupaya mengedukasi para petani kopi untuk meningkatkan kualitas produknya melalui metode yang tepat dan bantuan fasilitas produksi serta alat-alat pemrosesan.

"Mendukung dan menjalin kerja sama dengan petani lokal merupakan kunci memperkenalkan kopi terbaik Indonesia di pasar internasional," imbuh John.

Meskipun dari segi konsistensi kualitas biji kopi Indonesia belum bisa mengungguli negara lain seperti Kolombia, Brasil, dan Kenya, namun bisnis kopi spesial di Tanah Air terus berkembang.

Salah satu konsep menarik yang ditawarkan Tanamera yakni mengedukasi pengunjung untuk menikmati cita rasa kopi alami, tanpa bahan tambahan apapun termasuk gula.

Melalui proses penanaman, pengeringan, pemanggangan, serta metode penyajian yang tepat, kopi tak selalu berasa pahit. Contohnya kopi Malabar yang disajikan dengan metode "natural" atau alami, setelah biji dijemur di bawah sinar matahari selama 28 hari sebelum dipanggang, memiliki rasa yang cenderung asam segar dengan karakteristik rasa buah tropis (fruity taste).

Sedangkan kopi Solok yang diproses dengan metode "honey" atau meninggalkan daging buah pada biji kopi sebelum dijemur, memunculkan rasa manis sekaligus "berbumbu" saat diminum.

Gerai Tanamera juga berusaha mempertahankan kualitas produknya dengan hanya menyajikan biji kopi berusia kurang dari satu bulan setelah pemanggangan.

"Kopi baru digunakan lima atau enam hari setelah 'roasting'. Biji kopi yang berusia lebih dari satu bulan tidak lagi digunakan karena rasanya akan hambar," ungkap Dini.

Setelah memiliki dua gerai kopi di kawasan Jakarta Pusat dan Serpong, Banten, Tanamera Coffee berencana membuka dua cabang tambahan di Jakarta pada Juni mendatang, serta satu gerai baru di Inggris dalam waktu dekat. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI