Abaya-abaya Cantik dari Wastra Nusantara

Sabtu, 12 Maret 2016 | 17:35 WIB
Abaya-abaya Cantik dari Wastra Nusantara
Abaya dengan aksen kain Nusantara karya Vivi Zubedi. (suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari kedua Indonesia Fashion Week (IFW) 2016, diramaikan oleh desainer-desainer busana muslim atau yang kini populer disebut dengan istilah modest wear. Beragam rancangan dihadirkan para desainer dengan karakter dan ciri khas masing-masing.

Seperti dalam pagelaran busana bertema Ethnocentrism yang didukung oleh HijUp.com. E-commerce yang berfokus pada fesyen muslim ini berkolaborasi dengan tiga orang desainer kenamaan, sebagai bentuk dukungannya memajukan fesyen muslim tanah air.

Mereka ialah Zaskia Sungkar, Vivi Zubedi dan Ria Miranda. Dalam kesempatan ini, Zaskia Sungkar membuka pagelaran busana ini dengan tema Hitam Poetih. Sesuai dengan temanya, istri dari Irwansyah ini seakan mengukuhkan konsistensinya untuk engusung palet-palet warna monochrome.

Dalam koleksinya ini, Zaskia memadukan potongan busana tradisional dengan modern. Ia menghadirkan dua kain batik cap garutan dan tenun rang-rang berwarna hitam putih yang khusus dibuatkan pengrajin untuk koleksinya tersebut. Beberapa teknik seperti lipatan dan origami menghiasi 12 koleksi yang ia dibawakan.

Selanjutnya ialah Vivi Zubedi yang menghadirkan beragam abaya bertema Sulamn Voyage. Koleksinya kali ini menampilkan akulturasi budaya Arab, Moroko dan Afrika yang terinsirasi dari legenda Bani Sulaiman, suku nomaden yang hidup di abad ke 11.

Ketiga negara tersebut ia gambarkan melalui potongan-potongan busananya yang kental dengan kesan etnik. Dalam koleksi yang didominasi warna hitam ini, Vivi juga mengaplikasikan bordir di atas kain-kain bermotif tenun.

Pagelaran ini ditutup dengan koleksi Ria Miranda yang bertema "Takana" atau mengingat dalam bahasa Minang. Masih terinspirasi dari budaya Minang, Sumatera Barat, Ria menghadirkan koleksi dengan goresan tangan yang terinspirasi dari songket Minang.

Sebanyak 13 koleksinya ditampilkan dengan menggunakan bahan-bahan satin dan sutera yang terkesan mengambang. Warna-warna pastel seperti merah muda, biru muda hingga khaki masih hadir sebagai ciri khasnya.

Ketiga desainer ini berharap, dengan hadirnya koleksi dengan potongan-potongan modern ini, akan semakin banyak generasi muda yang mau mengenakan busana berbau etnik dan kain tradisional Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI