'Lenggang Jakarta' di Sini Pusatnya Jajanan Ibukota

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 12 Maret 2016 | 14:57 WIB
'Lenggang Jakarta' di Sini Pusatnya Jajanan Ibukota
Pusat jajanan kuliner Lenggang Jakarta di kawasan IRTI Monas Jakarta. (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ingin mencicipi makanan tradisional Jakarta, tapi tak tahu di mana tempatnya? Mungkin pusat kuliner "Lenggang Jakarta" di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat bisa menjadi alternatif pilihan.
Namun sayangnya, ini masih dalam rencana Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta.

"Tahun ini, kami akan membangun "Lenggang Jakarta" di Kemayoran. Kami tergetkan pembangunannya bisa rampung sebelum acara "Jakarta Fair" tahun ini dimulai," kata Kepala Dinas KUMKMP DKI Irwandi di Jakarta, Sabtu (12/3/2016).

Menurut dia, pembiayaan untuk pembangunan area khusus kuliner tersebut nantinya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta, tetapi dari pihak swasta.

"Dana pembangunan "Lenggang Jakarta" di Kemayoran tidak pakai APBD, tapi berasal dari program sosial perusahaan-perusahaan swasta atau Corporate Social Responsibility (CSR)," ujar Irwandi.

Lebih lanjut, untuk saat ini, dia menuturkan pihaknya masih terus melakukan pendataan jumlah pedagang kaki lima (PKL) yang nantinya akan ditampung di pusat kuliner tersebut.

"Selain pendataan, nantinya para PKL juga akan diberikan pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu, sehingga makanan atau minuman yang disajikannya tidak mengandung bahan-bahan berbahaya," tutur Irwandi.

Sebelum benar-benar diizinkan untuk menjajakan makanan atau minuman di "Lenggang Jakarta", dia mengungkapkan para pedagang juga harus memiliki sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Seperti diketahui, sebelum dibangun di kawasan Kemayoran, pusat kuliner "Lenggang Jakarta" telah lebih dulu didirikan di kawasan wisata Monas, Jakarta Pusat. Di area tersebut, para pengunjung dapat menikmati berbagai macam jenis makanan maupun minuman.

Metode transaksi yang diterapkan di pusat kuliner tersebut, yakni bukan menggunakan uang tunai, melainkan uang elektronik dalam bentuk kartu atau transaksi non-tunai (non cash transaction).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI