Suara.com - Sebagai negeri yang dijuludi Zamrud Khatulistiwa, Indonesia tentu saja tak hanya memiliki koleksi keindahan alam pantai dan lautan. Indonesia juga negara dengan jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia, Indonesia juga memiliki segudang keindahan panorama pegungan atau perbukitan.
Termasuk Sumatera Barat yang memiliki Bukittinggi. Bukittinggi terkenal sebagai sebuah kota dataran tinggi yang dikelilingi begitu banyak bukit yang indah. Jika anda sempat mengunjungi Bukittinggi, anda akan disambut dengan panorama alam yang indah menawan. Selain dikelilingi oleh lahan yang subur, Bukittinggi menyajikan keindahan alam yang sangat menarik bagi masyarakat Minangkabau. Tak heran Bukittinggi menjadi salah satu daerah yang memiliki magnet wisata yang kuat di Sumatera Barat. Bahkan banyak pelancong yang datang dari wilayah Riau dan provinsi tetangga yang lain.
Salah satu contoh keindahan tersebut adalah panorama bentangan alam di sekitar Ngarai Sianok. Ngarai Sianok adalah lembah sempit yang dikelilingi oleh bukit-bukit bertebing curam yang dihiasi dengan aliran sungai kecil di tengahnya. Menurut berbagai sumber yang diolah Suara.com, lekuk permukaan Ngarai Sianok terbentuk karena proses turunnya sebagian lempengan bumi, sehingga menimbulkan patahan berwujud jurang yang curam. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok menjadi salah satu satu objek wisata andalan Provinsi Sumatera Barat.
Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100 m ini, membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau—hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal)—yang dialiri Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai karbouwengat atau kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai ini.
Batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yang disaranai oleh suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah dari nagari Lambah sampai jorong Sitingkai nagari Palupuh selama kira-kira 3,5 jam. Di tepiannya, anda masih bisa menjumpai tumbuhan langka seperti rafflesia dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, dan juga tapir.
So, jika anda sedang bertualang di Tanah Minang, jangan lewatkan untuk mencuci mata anda dengan panorama surga di Ngarai Sianok!