Berbagai Mitos Gerhana Matahari

Madinah Suara.Com
Selasa, 08 Maret 2016 | 13:18 WIB
Berbagai Mitos Gerhana Matahari
Ilustrasi gerhana matahari. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Zaman dahulu, Gerhana Matahari merupakan mitos atau kejadian luar biasa yang sulit dicerna akal sehat. Sebagian ada yang mengaitkan fenomena alam ini sebagai kejadian yang menggambarkan kemarahan alam.

Di budaya Jawa, Gerhana Matahari digambarkan sebagai wujud kemarahan sosok raksasa Batara Kala yang menelan Sang Surya atau Dewa Matahari karena dendam.

Gerhana Matahari juga diyakini akan berpengaruh buruk kepada perempuan hamil. Untuk menangkalnya, ibu hamil diminta bersembunyi di bawah tempat tidur. Ada juga yang sengaja membunyikan panci demi menghindari makhluk menelan matahari.

Untuk menangkal hal tadi, ada yang memukulkan bantal ke pohon. Malah, dulu seorang anak kecil dilarang melihat ke langit saat gerhana terjadi karena khawatir mengalami kebutaan. Untuk menghindari itu, biasanya orang hanya diperbolehkan melihat gerhana lewat permukaan air.

Malah, ketika Gerhana Matahari Total melintasi wilayah Jawa, Sulawesi dan Papua pada 1983, pemerintahan Mendiang Presiden Suharto melarang masyarakat untuk melihat gerhana secara langsung karena dianggap dapat menimbulkan kebutaan.

Mitos ini juga berlaku di Eropa. Masyarakat Barat biasanya mengartikan Gerhana Matahari sebagai perwujuduan kemarahan para dewa.

Diberitakan sebelumnya, Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia besok, Rabu (8/3/2016). Sementara sebagian daerah lainnya akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian (GMS). (Dari berbagai sumber)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI