Memiliki Mobil Kini Bukan Lagi Ukuran Sukses

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 02 Maret 2016 | 09:15 WIB
Memiliki Mobil Kini Bukan Lagi Ukuran Sukses
Ilustrasi laki-laki dan mobil. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perkembangan teknologi ternyata mampu mengubah persepsi dan cara pandang masyarakat terhadap produk otomotif. Berdasarkan studi yang dilakukan Toyota baru-baru ini, terungkap bahwa terjadi perubahan cara pandang masyarakat terhadap pentingnya memiliki mobil.

Generasi milenial atau yang biasa dikenal dengan generasi Y, generasi yang lahir pada tahun 1980 hingga akhir 1990 an, menganggap memiliki mobil bukan lagi sebuah keharusan. Generasi Y menganggap mobil tak lagi menjadi ukuran kesuksesan seseorang. Tentu saja ini berbeda dengan pandangan generasi sebelumnya yang menganggap memiliki mobil merupakan impian dan ukuran kemapanan seseorang.

Carmudi Indonesia menganalisa lebih lanjut tren ini dan mencari tahu mengapa hal di atas dapat terjadi. Lebih lanjut, dalam studi yang dilakukan Toyota, generasi milenial yang saat ini berusia 20-34 tahun menginginkan sesuatu yang lebih praktis dan ekonomis.

Membeli mobil dipandang sebagai beban oleh generasi ini, karena mereka menganggap harus menganggarkan sejumlah dana tertentu untuk servis rutin, membeli bahan bakar, dan lain sebagainya.

“Sebagian dari kami masih ingin memiliki mobil, tapi cara pandang kami terhadap kepemilikan mobil telah berubah dan lebih rasional. Kami melihat mobil dari sisi kepraktisan dan kegunaannya,” jelas Brandon, seorang mahasiswa usia 18 tahun.

Generasi Y juga tak terlalu mempermasalahkan bila pun harus membeli mobil bekas.

“Tidak masalah membeli mobil bekas sejauh mobil tersebut dapat diandalkan dan tahan lama. Mobil bekas  memberikan banyak pilihan dengan harga yang lebih terjangkau. Membeli mobil bekas saat ini pun lebih praktis dengan hadirnya berbagai situs jual beli kendaraan seperti Carmudi,” tambah Brandon.

Perubahan pandangan terhadap kepemilikan mobil ini ternyata juga disebabkan karena perkembangan tren berkomuter yang saat ini marak. Studi Toyota menemukan fakta bahwa generasi milenial ini sangat bergantung dengan armada transportasi berbasis aplikasi seperti Uber dan Grab.

Memiliki mobil tidak dipandang sebagai keperluan mendesak, bila mereka perlu bertransportasi dengan mobil, layanan tersebut tersedia di transportasi berbasis aplikasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI