Prostitusi Kalijodo Ditutup, Mungkinkah Peh Cun Dihidupkan Lagi?

Senin, 29 Februari 2016 | 19:00 WIB
Prostitusi Kalijodo Ditutup, Mungkinkah Peh Cun Dihidupkan Lagi?
Petugas dibantu sembilan unit alat berat merubuhkan bangunan permanen yang berdiri dikawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta, Senin (29/2). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penertiban kawasan hiburan malam Kalijodo kembali ke fungsi awalnya sebagai ruang terbuka hijau, tengah gencar dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini disambut baik oleh budayawan Betawi, Ridwan Saidi.

Ia menilai penertiban kawasan hiburan Kalijodo bisa menjadi peluang untuk menghidupkan tradisi Peh Cun, lomba mendayung perahu yang telah lama tenggelam.

"Sangat mungkin. Peh Cun kan tradisi yang sempat dihentikan di kawasan tersebut, namun bukan tidak mungkin dihidupkan kembali sehingga stigma negatif mengenai Kalijodo bisa diubah ke hal yang positif," ujar Ridwan Saidi pada Suara.com, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan bahwa pada 1950 merupakan masa-masa keemasan Kalijodo yang dulu bernama Kali Angke karena menjadi pusat perayaan tradisi masyarakat Tionghoa, Peh Cun.

 Tradisi ini menjadi magnet tersendiri karena kerap digunakan sebagai ajang pencarian jodoh muda-mudi pada pesta air yang menggunakan perahu sebagai mediatornya.

Agar dapat menertibkan kawasan Kalijodo, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menurut Ridwan harus menggandeng semua pihak dan stakeholder terkait. Hal ini berkaca dari upaya yang dilakukan pemimpin sebelumnya yang belum berhasil membenahi kawasan tersebut.

"Jadi, kalau berjudi dan prostitusi dilarang di kawasan tersebut ya harus dilakukan dengan tegas. Pemprov juga bisa koordinasi dengan TNI dan Polri untuk mengawal aturan ini. Yang jelas jangan lupa untuk menggandeng stakeholder terkait dan masyarakat setempat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI