Suara.com - Pada masa tumbuh kembangnya, anak kerap meniru perilaku yang ditampilkan orangtuanya. Oleh karena itu diharapkan orangtua selalu berperilaku baik di depan putra-putrinya.
Dan menurut psikolog Roslina Verauli, anak tak hanya meniru orang tua yang sejenis dengannya. Ini artinya meski anak perempuan memiliki kecenderungan lebih dekat dengan sang ibu, ia juga mencontoh apa yang dilakukan ayahnya.
Menurut Roslina, anak perempuan kerap mencontoh perjuangan sang ayah dalam menggapai keberhasilan.
"Ketika dia melihat ayahnya sebagai sosok pekerja keras, ia akan memiliki hasrat berprestasi yang tinggi, lebih percaya diri, lebih berani," ujarnya pada talkshow bertajuk 'Grow Them Great' yang dihelat Bebelac di Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Ia menambahkan, kecenderungan anak meniru apa yang dilakukan orangtuanya, baik ayah dan ibu terjadi saat anak berusia 2-3 tahun. Hasil dari apa yang ditirunya nanti akan terlihat saat anak berusia 4-6 tahun.
"Jadi kalau pas SD anak perempuan kita tiba-tiba suka nyatok seperti ibunya, sebenarnya dia sudah lihat itu saat usia 2-3 tahun," imbuhnya.
Verauli juga menegaskan bahwa hubungan yang terjalin antara ayah dan ibu di depan anak, akan menjadi refleksi si anak mengenai sosok lawan jenisnya di masa mendatang.
"Yang dicontoh anak perempuan dari ayah ibunya adalah hubungan relasi antara pasangan. Kalo dia sering lihat ayahnya menampar ibunya dia akan merasa bahwa semua laki-laki kasar, dan dia akan trauma memulai hubungan dengan lawan jenis. Makanya kita harus menampilkan contoh yang baik saat masa-masa anak meniru ini," pungkasnya.