Pikat Banyak Wisatawan, Banyuwangi Raih Penghargaan UNWTO

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 25 Februari 2016 | 01:20 WIB
Pikat Banyak Wisatawan, Banyuwangi Raih Penghargaan UNWTO
Ekowisata Mangrove Bedul, Banyuwangi.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memuji kemajuan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sehingga bisa mendatangkan sekitar 1,5 juta wisatawan nusantara dan 30 ribu wisatawan mancanegara ke daerah itu.

"Banyuwangi itu contoh kongkret. Bupatinya menempatkan pariwisata sebagai lokomotif membangun daerahnya," katanya di Jakarta, Rabu (24/2/2016).

Arief Yahya mengatakan alokasi sumber daya manusia (SDM) dan APBD Kabupaten Banyuwangi fokus menggarap pariwisata.

"Mereka memanfaatkan perjalanan wisatawan dari Jawa ke Bali dan sebaliknya. Mereka suguhkan atraksi yang 'memaksa' pikiran orang untuk singgah satu dua hari sebelum atau sesudah ke Bali," katanya.

Bahkan, kata Arief Yahya, UNWTO (United Nations World Tourism Organization) atau lembaga PBB yang bergerak di bidang pariwisata menganugerahkan penghargaan khusus buat usaha keras dan konsisten Kabupaten Banyuwangi.

"Itu kebanggaan, dan semua bisa belajar dari kisah sukses kota kecil itu. Bagaimana membangun mimpi ke depan, apa yang dilihat saat ini, dan bagaimana cara mewujudkan impiannya itu," imbuh Arief Yahya yang juga mantan Dirut PT Telkom itu.

Menurutnya, semua berawal dari Bupati Abdullah Azwar Anas yang berani beda, membuat terobosan untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan warganya dari pariwisata.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengatakan pariwisata Banyuwangi bisa menjadi jawara lantaran getol menggelar berbagai festival pariwisata yang dikelola dengan baik.

Ia menyebutkan pada tahun ini akan ada lebih dari 35 festival, salah satunya Festival Banyuwangi, yang menawarkan sejuta pesona mulai dari seni dan budaya, olahraga dan pariwisata, sampai kearifan lokal yang dikemas dalam festival kreatif.

"Festival Banyuwangi tidak hanya digelar untuk mempromosikan pariwisata namun juga memaksimalkan potensi daerah dan memberikan semangat kepada masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah," kata Bramuda.

Disbudpar Kabupaten Banyuwangi membagi berbagai festival pariwisata ke dalam tiga kelas yakni festival brekelas internasional, nasional, dan lokal.

Festival berkelas internasional akan mengundang banyak negara di berbagai belahan dunia, seperti balap sepeda "International Tour de Banyuwangi Ijen".

Untuk festival berkelas nasional, ada Festival Batik Banyuwangi, dan yang berkelas lokal seperti Karnaval Etnik Banyuwangi.

Berbagai festival itu juga akan menampilkan berbagai atraksi seperti Pekan Busana Hijau dan Daur Ulang (Green and Recycle Fashion Week), Festival Buah Lokal, Festival Kuliner Sego Tempong, Festival Permainan Anak Tradisional, Festival Layang-Layang, Festival Perkusi dan Lare-lare Orkestra, serta "Kite and Wind Surf Competition".

Banyaknya festival itu, lanjut dia, menjadi berkah bagi pengelola wisata.

Wisata bawah air di Bangsring (Bangsring Underwater), misalnya, sepanjang Januari 2016 kewalahan melayani pengunjung yang menembus angka 1.000 orang per hari. Mayoritas pengunjung memesan paket pemandangan terumbu karang, naik "banana boat", dan melihat ikan hiu.

Pengelola Bangsring Underwater Ikhwan Arief mengaku kewalahan menyediakan pelampung dan alat "snorkeling" bagi tiap pengunjung.

Wisatawan, menurut Bramuda, terus berdatangan ke kabupaten berpenduduk sekitar dua juta jiwa dan memiliki julukan "The Sunrise of Java" itu. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI