Ternate Bersiap Menyambut Wisata Gerhana Matahari

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 16 Februari 2016 | 19:27 WIB
Ternate Bersiap Menyambut Wisata Gerhana Matahari
Ilustrasi gerhana matahari (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini, Kesultanan Ternate menyelenggarakan Festival Legu Gam (FLG) setiap awal April. Namun pada 2016, kegiatan ini dimajukan menjadi awal Maret untuk memaksimalkan wisata alam gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016.

Menurut Ketua Panitia FLG 2016 Abdullah Taher, selama ini selain sebagai sarana pesta rakyat untuk memeriahkan ulan tahun Sultan Ternate Mudhafar Sjah pada tanggal 13 April, FLG juga sebagai sarana pelestarian budaya Moloku Kie Raha, sebutan untuk empat kesultanan di Malut.

Namun setelah Sultan Mudhafar Sjah wafat pada 18 Februari 2014, penyelenggaraan FLG lebih ditekankan pada pelestarian budaya dan ekonomi kreatif, sehingga waktu pelaksanaan tidak terlalu menjadi masalah yang mendasar.

Dengan memajukan pelaksanaan FLG 2016 agar bertepatan dengan gerhana matahari total khususnya dalam upaya memperkenalkan kekayaan dan kekhasan budaya Moloku Kie Raha serta potensi ekonomi kreatif setempat.

"Ada 3.000 lebih wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Ternate untuk menyaksikan GMT pada 9 Maret 2016 dan sudah pasti mereka akan menyaksikan pula berbagai kegiatan di FLG, karena FLG tahun 2016 ini digelar dari tanggal 1 hingga 20 Maret 2016," kata Abdullah Taher, Wakil Wali Kota Ternate.

Panitia FLG telah menyiapkan berbagai kegiatan untuk ditampilkan di festival itu, yang sebagian di antaranya merupakan ritual tetap setiap penyelenggaraan FLG, seperti ritual pawai obor gam ma cahaya, yakni mengelilingi Pulau Ternate dengan penerangan obor.

Selain itu, ritual fere kie, yakni naik ke puncak Gunung Gamalama dan melakukan pembacaan doa di makan keramat yang berada di puncak Gamalama serta ritual kololi kie mote ngolo, yakni mengelilingi Pulau Ternate melalui laut dengan menggunakan kora-kora yakni perahu tradisional Malut.

"Kegiatan lainnya yang akan ditampilkan adalah atraksi kesenian tradisional, pameran ekonomi kerakyatan serta jamuan makan malam untuk para wisman yang akan di pusatkan di pondopo Kedaton Kesultanan Terante," katanya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate sangat mendukung keputusan Kesultanan Ternate ini dan telah menyiapkan anggaran untuk menyukseskan penyelenggaraan FLG tersebut.

Sejumlah kegiatan juga disiapkan seperti akomodasi, transportasi dan berbagai fasilitas penunjang lainnya.

Pemkot Ternate juga membenahi berbagai infrastruktur pariwisata di daerah ini serta menyiapkan lokasi bagi wisman untuk mengamati GMT, di antaranya di kawasan Kedaton Kesultanan Ternate, benteng oranje, benteng kalamata, taman nukila dan taman falajawa.

"Khusus di taman falajawa, Pemkot Ternate akan menyiapkan tempat khusus bagi wisman untuk berfoto dengan latar belakang perairan Ternate dengan Pulau Tidore. Di lokasi itu akan dihiasi pula dengan bunga matahari yang didatangkan dari Manado sehingga nuansanya sangat cocok dengan peristiwa alam GMT," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Ternate Anas Conoras.

Terkait terbatasnya akomodasi perhotelan, sudah disiapkan solusinya, di antaranya dengan memanfaatkan rumah warga sebagai homestay dan  sudah banyak warga Ternate yang menyatakan kesediaan rumahnya untuk dijadikan homestay para wisman.

Pemkot Ternate juga telah meminta perajin untuk memamerkan karyanya seperti pengusaha kerajinan batu akik, kerajinan batik tubo dan berbagai kerajinan cinderamata bagi para wisman yang akan menikmati fenomena alam ini. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI