Bangga Menjadi Indonesia Bersama Komunitas "Perempuan Berkebaya"

Sabtu, 13 Februari 2016 | 12:03 WIB
Bangga Menjadi Indonesia Bersama Komunitas "Perempuan Berkebaya"
Komunitas Perempuan Berkebaya. (suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Saat kita berkebaya ke mana saja, banyak yang tertarik. Temen-temen deket mulai ikutan mulai kirim-kirim foto mereka berkebaya di Facebook. Makin banyak yang nunjukin kecintaannya terhadap kebaya. Dari situlah kita berpikir, kenapa kita nggak buat wadah saja," ujar Lia Nathalia salah satu penggagas Komunitas Perempuan Berkebaya.

Nama Perempuan Berkebaya, lanjutnya diambil bukan tanpa alasan. Komunitas ini memilih kata perempuan dan bukan wanita. Perempuan, kata Lia adalah jenis kelamin yang secara bahasa diambil dari kata 'empu'. Ini berarti perempuan dihormati dan lebih ditinggikan dibandingkan kata wanita.

Selanjutnya, komunitas yang sama juga berdiri di beberapa kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Bogor dan Bali. Visi mereka satu, yakni melestarikan budaya Indonesia melalui berkebaya dan berkain setiap harinya.

"Kami berpikir kenapa tidak setiap hari dipakai seperti zaman dulu. Rata-rata ketika kita berkebaya di Indonesia, kita diidentikan dengan orang Bali. Apalagi kalau di luar. Tidak  ada yang mengenal bahwa ini identitas bangsa," ujar dia lagi.

Para penggagas komunitas 'Perempuan Berkebaya'. (Dok. Lia Nathalia)

Tak hanya kebaya, Komunitas Perempuan Berkebaya juga mengupayakan agar seluruh kain nusantara, seperti batik, tenun, hingga songket untuk bisa dipakai setiap hari.

Hal ini, tambah dia, juga bisa sebagai upaya untuk menghidupkan industri kerajinan dalam negeri yang beberapa di antaranya sudah 'mati suri', sehingga perempuan Indonesia juga bisa mencintai produk dalam negeri.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, kata Lia, tak hanya berkumpul, mereka pun selalu berusaha untuk berbagi ilmu tentang banyak hal. Tak hanya kebaya, acara kumpul-kumpul ini juga kadang membagi ilmu tentang seluk beluk kain dan motifnya, kesehatan perempuan, bedah buku dan segala hal yang berkaitan dengan kaum hawa.

"Perempuan yang baik dan cerdas akan menghasilkan bangsa yang baik. Jadi kita ingin saat kita berkumpul, kita semua punya ilmu baru," ungkapnya.

Anggota komunitas ini cukup beragam, mulai gadis belia umur belasan hingga perempuan dewasa. "Siapapun bisa ikut Komunitas Perempuan Berkebaya dengan bergabung di sosial media Facebook 'Perempuan Berkebaya'. Yuk kita berkebaya!" ajak Lia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI