Ini Pengalaman Mereka yang Selamat dari Kematian

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 10 Februari 2016 | 16:55 WIB
Ini Pengalaman Mereka yang Selamat dari Kematian
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa yang sebenarnya terjadi setelah kematian tetap menjadi misteri besar kehidupan. Tapi, pengalaman sekelompok orang yang mengalami kematian yang dibagi di situs Quora mungkin dapat menjelaskan apa yang terjadi setelah kematian.

Orang-orang ini percaya, dapat menawarkan wawasan kepada mereka yang masih penasaran. Pengalaman itu berkisar dari perasaan 'bahagia' kekecewaan karena tidak mencapai tujuan pribadi, atau merasakan kekosongan yang menakutkan.

Menjawab pertanyaan, 'Bagaimana rasanya kematian itu?' Megan yang sempat dinyatakan secara klinis meninggal menjelaskan pengalaman dekat kematian sebagai 'bahagia, tenang, menarik, damai dan santai'. Ini membuatnya tak merasa takut untuk mati.

"Saya merasa seperti tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana benar-benar indah rasanya," katanya.

Lain lagi dengan pengakuan Vera, yang sempat di ambang maut karena keracunan gas karbon monoksida (CO) dari pemanas air rusak ketika berusia 11 tahun.

"Saya masih bisa melihatnya sekarang, saya seperti dibekap dengan selimut tebal dan tak terlihat sebagai kematian," kenangnya.

Selanjutnya, Vera merasakan jantungnya berdebar, kepala berdengung seakan ada sarang lebah di dalamnya, dan rasanya seolah-olah ada dua pisau terjebak di kedua sisi kepalanya.

"Saya merasa saya akan mati saat itu. Ini adalah perasaan tertentu dari kondisi darurat seperti alarm internal yang menjerit. Kami sedang sekarat. Dan tak seorang pun bisa mendengar kami," jelas Vera.

Selanjutnya, Vera ingat melihat sesuatu seperti plasma warna di sekelilingnya dengan perspektif visual yang sangat aneh. Vera diselamatkan oleh ayahnya, tapi dokter mengatakan bahwa Vera telah mati secara klinis untuk antara 15 dan 45 menit.

Sedangkan Barbara yang mengaku telah tiga kali mengalami kematian, juga mengatakan bahwa dia merasa sangat tenang dan santai. 

Pengalaman Lori saat 'sekarat' juga positif. Ia menggambarkan melihat banyak warna yang berbeda, yang membuatnya merasa damai dan nyaman. Lori menuturkan apa yang dialaminya begitu indah. Ia merasa tubuhnya terangkat dan kehilangan gaya gravitasi.

"Rasanya seperti melayang. Saya mencoba untuk melihat diri saya sendiri, tapi saya tidak ada. Itu mengejutkan, tapi tidak membuat saya takut. Saya juga tidak merasa sendirian. Ada 'orang lain' yang saya tidak bisa melihat, tapi hanya tahu bahwa mereka berada di sana karena mereka "berbicara" kepada saya," terangnya.

Lain lagi dengan pengalaman Bryan, yang mengatakan bahwa setelah mengalami kematian ia merasa sedih akan kehilangan pengalaman menakjubkan, gairah, mencintai dan kebijaksanaan yang ia temui dalam hidup.

Orang-orang yang telah melalui NDE umumnya melaporkan melihat cahaya terang, perasaan damai yang intens, melihat kilat kehidupan di depan mata mereka, dan membuat keputusan sadar atau didorong oleh orang lain untuk kembali ke tubuh mereka.

"Saya tidak melihat ke bawah pada tubuh saya sendiri. Aku tidak merasakan sakit sama sekali. Aku hanya marah," demikian Deanne mengisahkan kisahnya.

Ia 'kembali' setelah beberapa menit. Pada saat itu ia mendengar orang-orang di sekelilingnya  berteriak memintanya untuk "tetap tinggal".

Para ilmuwan percaya bahwa perubahan fisik di dalam otak saat sekarat, anestesi tidak sempurna dan respon neurokimia tubuh terhadap trauma mungkin dapat menjelaskan semua itu. Ini seperti yang diceritakan seorang lainnya.

"Tidak ada rasa sakit, hanya kegelapan, kerentanan dan rasa rapuh yang ekstrim. Bahkan tak ada perasaan ingin memberontak atau ketakutan, hanya terbatas kesedihan dan kehampaan," pengguna Quora lainnya. (dailymail.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI