Suara.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan tengah menjajaki kemungkinan maskapai Timur Tengah bisa melakukan penerbangan langsung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Kita sedang mengusahakan adanya penerbangan langsung (direct flight) Timur Tengah-Lombok, begitu juga dari Malaysia dan Singapura. Karena dari Timur Tengah ke Bali sudah ada," kata Arief Yahya saat menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Selasa.
Ia menjelaskan, secara potensi wisatawan asal Timur Tengah cukup besar. Berdasarkan data wisatawan Timur Tengah ke Malaysia tahun 2015 mencapai 300 ribu orang, Thailand 600 ribu orang. Sementara, di tahun ini diproyeksikan ke Indonesia bisa mencapai 150 ribu orang.
"Kalau dulu dalam promosi halal Malaysia tidak bisa dikalahkan. Tetapi, sekarang bisa dikalahkan sebagai destinasi wisata halal dan terbaik itu ada di Indonesia diwakili Lombok," jelasnya.
Menurut dia, untuk bisa mencapai proyeksi 150 ribu wisatawan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata terus berusaha melakukan promosi dengan mengajak wisatawan Timur Tengah untuk datang ke Lombok.
Selain itu juga melakukan pengembangan destinasi wisata, seperti saat ini pemerintah melalui PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Persero sedang membangun sebuah kawasan hunian di KEK Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.
Pemerintah juga mengalokasikan anggaran pariwisata kepada provinsi seluruh Indonesia sebanyak Rp25 miliar. Sementara untuk pembangunan KEK Mandalika dibutuhkan total dana Rp36 triliun.
Arief mengatakan pada tahap satu yang dibutuhkan untuk KEK Mandalika sebesar Rp3 triliun untuk pembangunan dasar infrastruktur. Sedangkan, anggaran Rp250 miliar pada 2015 untuk KEK Mandalika akan dicairkan pada 2016.
Sementara, terkait perpanjangan runway bandara Lombok Internasional Airport (LIA) --sebelumnya Bandara Internasional Lombok (BIL)-- dari 2.700 meter menjadi 3.000 meter, Menpar mengatakan bahwa tidak ada masalah baik panjang maupun dekat "Persolan runway tidak ada masalah. Yang paling penting itu bagaimana menarik maskapai penerbangan untuk datang ke Lombok," tandas Arief. [Antara]