Hari ini masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2567. Sederet tradisi pun dilakukan untuk menyambut datangnya tahun monyet api ini, salah satunya adalah bagi-bagi angpao.
Pemberian amplop berwarna merah ini memang sudah menjadi tradisi di kalangan warga Tionghoa. Mereka percaya bahwa memberi angpao dapat mendatangnya banyak kebaikan dan keberkahan di tahun yang baru.
"Biasa kalau Imlek kita sembahyang lalu kumpul bersama keluarga dan bagi-bagi angpao. Berapa isinya nggak masalah yang penting bagi-bagi saja, karena sudah jadi tradisi dari dulu," ungkap Kusuma, pengunjung klenteng Dhanagun, Bogor kepada Suara.com, Minggu (7/2/2016).
Menanggapi hal ini, Suhu A Yung, pengurus harian Klenteng Dhanagun, Bogor, mengatakan bahwa pada dasarnya pemberian angpao adalah pemberian berkah, doa dari pemberi kepada penerima. Itu sebabnya tradisi pemberian angpao terus menerus dilakukan untuk saling mendoakan sesama.
"Bagi angpao itu maksudnya memberi berkah, doa, supaya hidupnya berkah sepanjang masa. Jadi isinya nggak penting, tapi doanya yang harusnya diutamakan. Kalau orang yang mampu, dia tetap mengharap angpao bukan karena isinya tapi karena berkahnya," ujar A Yung.
Sayangnya tradisi ini sedikit melenceng karena pemahaman akan filosofi angpao yang tidak dimengerti banyak orang.
"Sekarang banyak yang nilai isinya, padahal berkah kan nggak punya nilai. Bayangin didoain bahagia, hidup lancar lewat angpao tapi kita cuman lihat isinya saja. Ini kan salah," pungkas A Yung.