Durian Asal Papua Ini Diincar Thailand dan Malaysia

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 01 Februari 2016 | 04:57 WIB
Durian Asal Papua Ini Diincar Thailand dan Malaysia
Pengunjung memilih durian lokal unggul dalam kegiatan Festival Durian Rancamaya di Botani Square, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/1) [Antara/Jafkhairi].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Durian Pelangi Manokwari yang saat ini menjadi incaran banyak pihak karena kualitas, bentuk, dan rasanya mengalahkan jenis durian asal Thailand mupun Malaysia menjadi salah satu durian unggulan masa depan Indonesia.

"Ada satu unggulan durian masa depan yang mengalahkan durian Ochee dan Matahari yakni Durian Pelangi Manokwari. Daging durian ini ada semburat merah seperti pelangi, rasanya tidak terkalahkan," kata Reza Tirtawinata, Ketua Yayasan Durian Nusantara dalam acara Festival Durian Rancamaya di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/1/2016).

Ia mengatakan, jenis durian tersebut tidak dimiliki Thailand dan Malaysia. Informasinya saat ini kedua negara itu sedang mencari di mana lokasi durian tersebut berada untuk diperbanyak di wilayahnya.

"Kita harus bertindak cepat untuk memperbanyak pembibitannya, lakukan penanaman massal supaya dapat dikomersialisasikan secara luas hingga menembus ekspor," ujar Reza, seperti dikutip Antara.

Dia mengatakan, setiap negara memiliki durian unggulan yang laku dijual di pasaran, seperti dari Thailand, jenis durian komersial yakni Monthong dan Kan your. Dari Malaysia, durian Musang King dan Ochee, dan dari Indonesia yakni durian matahari.

"Persoalannya, durian matahari ini tidak sampai di pasar karena sudah habis di kebun," katanya.

Menurut dia, durian lokal Indonesia jumlahnya terbatas karena baru ditanam secara mandiri di perkarangan belum dalam satu hamparan perkebunan sehingga durian tersebut tidak banyak beredar di pasar moderen bersama durian-durian unggulan dari Malaysia dan Thailand.

"Jika dikalkulasikan secara kasar, luas kebun durian yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 60.000 hektare. Ini bukan dalam satu kumpulan perkebunan, tapi terpencar-pencar di kebun-kebun milik masyarakat," katanya.

Ia mengatakan pangsa pasar durian sangat luas. Hasil kajian yang dilakukannya, dari 100 orang, 52 persen suka durian, 28 persen sangat suka durian, delapan persen maniak durian, dan hanya beberapa persen yang tidak suka durian.

"Sekarang ini sudah terbentuk anggota komunitas durian di facebook yang anggotanya mencapai 14.240 lebih mulai dari Aceh sampai Papua," katanya.

Dia mengatakan, perlu dilakukan upaya pelestarian agar keberadaan durian lokal di Indonesia dapat dipertahankan dan dikembangkan agar mampu dikomersialisasikan secara luas seperti Thailand dan Malaysia. Yang menjadi persoalan, keberadaan durian lokal Indonesia sudah sulit ditemukan karena tergerus pembangunan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI