Suara.com - Dalam sebuah acara donasi yang bertajuk "Unicorn" (Terbang Tinggi Berani Beda), yang diadakan komunitas Love Humanity, puluhan anak-anak nampak begitu riang.
Mereka berkumpul, bernyanyi dan berbicara satu sama lain. Anak-anak ini nampak bersatu, meski tak berasal dari panti asuhan yang sama.
Mereka terdiri dari Panti Asuhan Aisyah dan Panti Asuhan Pniel. Tak sedikit pun diantara mereka yang terlihat murung dengan status mereka sebagai 'Anak Panti'.
Satu yang pasti, mereka tentu sangat bahagia karena ternyata, masih ada banyak orang yang peduli pada mereka, salah satunya ialah orang-orang dari Komunitas Love Humanity.
Berdiri atas kepedulian seorang dokter muda bernama Natasha Vinski, komunitas ini memiliki misi untuk memberdayakan dan mencintai anak-anak tanpa pamrih, tanpa melihat ras, keyakinan, golongan dan agama, sehingga mereka bisa menyatu satu sama lain dan membangun masa depan bangsa menjadi lebih baik.
Fokus pada anak-anak ...
Fokus pada Anak-anak
Love Humanity, kata Natasha berfokus pada kegiatan sosial dalam bidang pendidikan dan kesehatan anak-anak usia sekolah yang tak seberuntung orang lainnya. Siang itu, bertepatan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke 23, ia pun menggelar kembali kegiatan yang bermanfaat tersebut.
Natasha pun menyerahkan secara simbolis alat-alat tulis untuk mengembangkan fungsi kognitif anak-anak pada masa pertumbuhan agar dapat membentuk pikiran generasi penerus yang kreatif, pintar, berani, dan tidak kalah dari dunia internasional.
"Saya sangat tersentuh, adik-adik diberikan talenta hebat. Semua orang di dunia punya kesempatan untuk sukses. Jadilah orang terbaik. Jadilah generasi hebat," kata Natasha untuk memotivasi anak-anak itu.
Biasanya kata dia, selain kegiatan donasi dalam bidang pendidikan, Love Humanity kerap mengadakan kegiatan pemeriksaan dan konsultasi gratis untuk anak-anak.
Melalui kegiatan seperti ini, ia bersama komunitas Love Humanity, membagikan obat dan melakukan pencegaha penyakit pada anak-anak.
Natasha mengatakan, bahwa biasanya, ia dan komunitas, kerap menemukan masalah kesehatan pada anak-anak, seperti batuk lama yang mengarah pada TBC, demam dan kejang.
"Sedihnya ini biasanya terjadi karena mereka hidup di lingkungan yang kurng bersih. Jadi biasanya kami melakukan pencegahan dan memberikan obat secara gratis," tambah dia.
Harapannya bisa merambah ke kota-kota lain ...
Harapannya Bisa Merambah ke Kota-kota Lain
Hingga saat ini, anggota komunitas Love Humanity sudah mencapai 50 orang. Setengah dari mereka berprofesi sebagai dokter, melihat latar belakang Natasha yang memang seorang dokter. Ada pula artis, ibu rumah tangga dan profesi lainnya.
Menurut dia, siapapun bisa ikut dalam komunitas ini. Natasha membebaskan siapapun untuk bisa menyumbang semampu dan seikhlas mereka.
Sumbangan pun tak hanya melalu uang atau materi, namun juga seperti buku-buku bekas, baju bekas, alat-alat tulis, seragam sekolah dan lain sebagainya.
"Bentuk bantuan merupakan hal-hal yang berguna untuk pendidikan mereka, seperti buku, tas, alat tulis, supaya mereka semangat untuk belajar. Sementara untuk kesehatan biasanya memberikan obat-obatan gratis atau konsultasi gratis," ujar dia.
Meski Love Humanity baru aktif di kota Jakarta dan sekitarnya, namun Natasha berharap, Love Humanity bisa merambah ke kota-kota lain yang tentunya lebih membutuhkan bantuan dan donasi.
"Tentunya kami berharap bahwa Love Humanity bisa lebih besar dan bermanfaat bagi banyak orang, terutama untuk pendidikan dan kesehatan. Siapa tau nanti Love Humanity bisa membangun sekolah-sekolah dan rumah sakit di Indonesia yang diberikan secara gratis," tambah dia.