Paparkan Aktivitasnya, SGRC UI Menolak Disebut "Komunitas LGBT"

Jum'at, 22 Januari 2016 | 14:11 WIB
Paparkan Aktivitasnya, SGRC UI Menolak Disebut "Komunitas LGBT"
Poster program kerja sama SGRC UI dan Malela.org yang mengundang kontroversi itu. [SGRCUI/Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demi merespons kontroversi yang belakangan muncul, pihak Support Group and Resource Center on Sexuality Studies, University of Indonesia (SGRC UI) pun akhirnya menyampaikan penjelasan secara resmi. Sebagaimana diketahui, sejak Rabu (20/1/2016), sebuah poster elektronik kerja sama SGRC UI dengan Melela.org sehubungan dengan jasa konseling "Peer Support Network", menjadi ramai di dunia maya.

"Atensi masyarakat cukup besar. Dari pantauan kami di social media, terdapat 35 akun Twitter yang memberikan dukungan terhadap program ini dari LGBT maupun non­LGBT. Sementara terdapat 4 akun Twitter yang menyatakan reaksi sebaliknya," ujar Prameswari Noor, Chairperson SGRC UI, yang memantau tanggapan masyarakat berdasarkan jumlah penyebutan akun @SGRCUI, sampai dengan 21 Januari siang.

 
Sebagaimana dijelaskan lagi melalui rilisnya, SGRC UI disebut memberikan pengetahuan terkait gender dan seksualitas berdasarkan temuan mutakhir dari sains, dalam suasana tanpa penghakiman. Sementara, LGBT Peer Support Network yang digagas SGRC UI dengan Melela.org, merupakan satu dari sekian banyak kegiatan dan layanan konseling bagi mereka yang ingin tahu lebih banyak tentang topik ini.

"Konselor dari SGRC UI akan menjawab pertanyaan­pertanyaan terkait isu LGBT, sekaligus menjadi teman cerita bagi individu yang sedang berusaha menerima dirinya sendiri. Selain itu, kegiatan konseling ini bertujuan untuk membuka wawasan publik, dan menanamkan sikap toleransi terhadap mereka yang dianggap 'berbeda,'" jelas Prameswari mewakili SGRC UI.

"Kegiatan konseling yang diselenggarakan SGRC UI dengan Melela.org tidak memiliki muatan politik, dan jawaban atas pertanyaan­pertanyaan yang diberikan juga kami sajikan dari berbagai perspektif," sambung mahasiswa Fakultas Psikologi UI angkatan 2012 itu.

Prameswari pun menambahkan bahwa dalam konseling ini, tanggung jawab konselor bukanlah untuk mendoktrin pihak yang menjalani konseling. Tugas konselor justru adalah membantu mereka dalam proses menemukan solusi yang paling baik bagi dirinya dan sesuai dengan hati nurani.

"SGRC UI bukanlah kelompok untuk LGBT saja. Kita adalah kelompok belajar yang mengkaji topik­topik gender dan seksualitas," ujar Prameswari lagi, sambil membeberkan sejumlah contoh kegiatan yang telah mereka laksanakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI