Ini Bahaya Konsumsi Daging yang Disuntik Antibiotik

Jum'at, 22 Januari 2016 | 12:47 WIB
Ini Bahaya Konsumsi Daging yang Disuntik Antibiotik
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa yang tak menggemari sajian berbahan dasar daging ayam, sapi atau telur? Rasa-rasanya semua orang hampir menyukainya.

Tapi sebaiknya kini Anda berhati-hati dalam mengonsumsi jenis bahan makanan tersebut. Pasalnya, tak sedikit peternakan penghasil daging ayam, telur, sapi yang menggunakan antibiotik untuk merangsang hormon pertumbuhan hewan ternaknya.

"Ayam dikasih antibiotik maka dia akan cepat besar lalu bisa segera dijual, jumlah telur yang dihasilkan juga lebih banyak dibandingkan yang tidak disuntik antibiotik. Begitu juga dengan sapi dan ternak lainnya," ujar Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr Harry Parathon pada Pfizer Press Circle (PPC) di Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Dengan antibiotik yang terkandung dalam beberapa jenis daging ini maka individu yang mengonsumsinya secara tidak sadar akan turut mengonsumsi antibiotik secara gratis. Padahal antibiotik adalah salah satu jenis obat yang digunakan untuk memerangi penyakit akibat bakteri.

"Penggunaan antibiotik untuk hewan ternak tidak relevan jika hanya untuk merangsang hormon pertumbuhan. Manusia yang akan jadi korban, sama saja dia menumpuk antibiotik dalam tubuhnya yang bisa memicu resistensi," imbuh dokter spesialis kandungan RSUD DR. Soetomo Surabaya ini.

Resistensi, menurut dia, bukan hal baru di dunia medis. Penggunaan antibiotik yang tak bijak, tanpa resep dokter misalnya, turut mempengaruhi resistensi antibiotik.

"Kalau digunakan tidak sesuai tujuan, yakni mengobati penyakit karena infeksi bakteri, maka akan mengganggu bakteri normal yang ada dalam tubuh. Akibatnya bakteri baik akan berubah menjadi bakteri yang menyebabkan penyakit," tambahnya.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga membuat tubuh kebal pada bakteri sehingga ketika terinfeksi penyakit, seseorang membutuhkan antibiotik satu tingkat di atasnya yang tentu saja memiliki efek samping yang lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI